Waspada Mudik Bawa Kendaraan! 80% Kecelakaan Terjadi karena Kelelahan

Waspada Mudik Bawa Kendaraan! 80% Kecelakaan Terjadi karena Kelelahan

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 29 Mar 2023 15:12 WIB
Kecelakaan maut di Tol Tebing Tinggi-Medan
Ilustrasi kecelakaan maut (Foto: Dok. Polresta Deli Serdang)
Jakarta -

Belakangan ini sering terjadi kecelakaan maut. Angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas pun terbilang masih tinggi.

Menurut Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), dari data yang dihimpun oleh Kepolisian RI, faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas adalah pengemudi. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memperkirakan sekitar 80 persen kecelakaan disebabkan oleh kelelahan.

"Sebelum menempuh perjalanan jauh, sebaiknya beristirahat dengan cukup. Kalau di tengah perjalanan merasa lelah, langsung mencari tempat istirahat terdekat dan beristirahat untuk menghindari risiko kecelakaan," kata Djoko dalam keterangan tertulisnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Djoko menilai, obat dari rasa lelah saat berkendara adalah istirahat. Mengonsumsi minuman suplemen tak menjamin sopir terbebas dari rasa lelah dan kantuk.

Selain itu, Djoko menekankan waktu maksimal berkendara. Untuk perjalanan panjang lebih dari 8 jam, disarankan punya dua pengemudi yang bisa bergantian.

ADVERTISEMENT

"Satu pengemudi hanya boleh menyetir secara terus-menerus maksimal selama 4 jam. Setelah 4 jam, pengemudi wajib istirahat. Jika terburu-buru, perjalanan bisa dilanjutkan dengan pengemudi lain," ujar Djoko.

"Kebanyakan pengemudi, terutama kendaraan pribadi, mengemudi lebih dari 4 jam. Selain karena tidak tahu bahwa hal itu dilarang, terkadang mereka juga tidak bisa menolak permintaan juragannya supaya bisa cepat sampai. Padahal, sopir itu dikasih tidur 15 menit saja, lalu cuci muka terus melanjutkan perjalanan sudah aman untuk melanjutkan perjalanan," sambungnya.

Dari sisi pemerintah, Djoko menyarankan pemerintah perlu menyiapkan fasilitas istirahat yang layak untuk para sopir di sejumlah tempat, misalnya rest area atau tempat istirahat, ataupun tempat wisata. Jika sopir mendapatkan istirahat yang layak dan berkualitas, risiko kecelakaan lalu lintas yang berakibat fatal bisa ditekan.

"Selain memastikan tubuh pengemudi dalam kondisi prima, kondisi kendaraan juga harus dipastikan laik jalan. Tekanan angin dan kondisi ban harus dicek sebelum kendaraan dijalankan. Bahan bakar juga dianjurkan diisi penuh sebelum perjalanan. Aktivitas mengantre pengisian bahan bakar juga bisa memicu kelelahan pengemudi," sebutnya.

Upaya meningkatkan keselamatan berkendara juga dikembangkan industri otomotif lewat fitur-fitur keselamatan aktif. Saat ini, beberapa mobil baru telah dilengkapi dengan sensor atau radar yang mampu mendeteksi obyek di depan kendaraan yang tengah melaju.

"Tidak hanya mengirim sinyal kepada pengemudi, keberadaan sensor itu beberapa di antaranya juga aktif membantu pengereman agar mobil tidak menabrak obyek di depannya. Sayang, teknologi ini rata-rata hanya disematkan di mobil-mobil premium," pungkasnya.




(rgr/din)

Hide Ads