Tanpa Subsidi Motor-mobil Listrik pun Jalanan Sudah Macet

Tanpa Subsidi Motor-mobil Listrik pun Jalanan Sudah Macet

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Kamis, 09 Mar 2023 16:36 WIB
Seperti biasa, kemacetan terjadi di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Kemacetan semakin parah efek hujan yang mengguyur Jakarta sejak pagi hari.
Ilustrasi kemacetan. Ada kekhawatiran insentif kendaraan listrik membuat jalanan tambah macet (Foto: Pradita Utama/detikcom)
Jakarta - Pemerintah memberikan insentif untuk kendaraan listrik berbasis baterai. Alhasil, harga mobil dan motor listrik bisa lebih murah dengan bantuan pemerintah ini. Tapi, ada kekhawatiran insentif ini justru akan menambah parah kemacetan.

Adanya insentif untuk kendaraan listrik ini dikhawatirkan membuat penjualan kendaraan melonjak dan menambah kemacetan. Namun, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) Ahmad Safrudin menilai, ada atau tidak adanya insentif penjualan kendaraan tetap besar.

"Memang idealnya orang membeli sepeda motor listrik itu adalah substitusi, menggantikan, bukan menambah. Tapi kalaupun satu orang punya dua sepeda motor, bensin dan listrik, toh tidak digunakan bersamaan kan," kata pria yang akrab disapa Puput itu.

Berdasarkan data penjualan, setiap tahun penjualan mobil mencapai 1 juta unit dan sepeda motor 5-6 juta unit. Menurut Puput, insentif untuk kendaraan listrik ini tidak menambah jumlah penjualan, tapi 'memakan' porsi penjualan kendaraan berbahan bakar fosil.

"Sekarang ini tanpa kendaraan listrik, kan total penjualan mobil 1,1 juta unit per tahun. Tetap jalanan akan dijejali kendaraan bermotor. Sekarang katakan 1,1 juta unit pasar mobil tadi, yang 100 ribu katakan listrik, yang 1 jutanya tetap BBM. Sehingga tahun 2035, antara total penjualan mobil BBM dan mobil listrik sama, separuh adalah mobil listrik, separuh lagi mobil BBM," ujar Puput.

Begitu juga dengan sepeda motor. Puput menganalogikan target pemerintah sebanyak 200 ribu unit sepeda motor listrik, maka sisanya dari 5-6 juta unit penjualan tahunan tetap motor BBM.

"Kan tidak menambah. Memotong market share (pangsa pasar) dari total penjualan sepeda motor, jadi tidak hanya menambah, tapi semata-mata substitusi," ujarnya.

"Dengan logika seperti itu sebenarnya tidak ada efek terhadap kemacetan. Kehadiran mobil dan motor listrik tidak menambah kemacetan dalam konteks populasi. Kenapa? Tanpa kehadiran mobil listrik, tanpa kehadiran sepeda motor listrik, ini sudah bikin macet. Tadi, setiap tahun sepeda motor bertambah 8 juta. Tapi jangan dibuat mitos kehadiran motor listrik menambah kemacetan," pungkasnya.


(rgr/dry)

Hide Ads