Jangan Cuma Bicara Soal Kendaraan Listrik, Bangun Ekosistem Baterai juga Sangat Penting!

Jangan Cuma Bicara Soal Kendaraan Listrik, Bangun Ekosistem Baterai juga Sangat Penting!

Tim detikOto - detikOto
Rabu, 08 Mar 2023 20:02 WIB
Toyota bZ4x
Toyota bZ4X Foto: Ridwan Arifin
Jakarta - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) tidak ada henti-hentinya untuk mengkampanyekan pentingnya satu ekosistem dari hulu ke hilir, untuk bisa benar-benar menghidupkan kendaraan listrik di Indonesia.

Dalam siaran resmi yang diterima detikOto, Indonesia memiliki tantangan besar untuk menjadi yang terdepan dalam elektrifikasi otomotif di kawasan ASEAN, bersaing dengan negara dengan industri otomotif besar lainnya seperti Thailand dan Vietnam. Untuk itu, Indonesia harus memanfaatkan potensi-potensi besar otomotif di era elektrifikasi dari hulu sampai hilir secara seksama dalam sebuah strategi kebijakan dan pengembangan industri otomotif terintegrasi yang memungkinkan percepatan semua teknologi elektrifikasi.

Di hulu, Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam, baik untuk pengembangan baterai maupun untuk bauran energi. Indonesia juga memiliki kapasitas industri otomotif yang besar. Di hilir, pasar otomotif Indonesia lebih besar di banding negara-negara lain di ASEAN.

"Kepentingan seluruh shareholder dan stakeholder, mulai dari tingkat pemerintah, akademisi, industri, hingga pasar harus dilibatkan. Kolaborasi tersebut akan mendorong terciptanya strategi yang komprehensif guna mengakomodir beragamnya kebutuhan kendaraan elektrifikasi maupun kendaraan ramah lingkungan lainnya dengan tetap memperhatikan tujuan dekarbonisasi, dan tetap memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan." ujar Bob Azam Direktur Hubungan Eksternal PT TMMIN.

Bob menambahkan, Dengan memiliki potensi cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia berpotensi menjadi produsen utama produk-produk barang jadi berbasis nikel, seperti baterai kendaraan elektrifikasi. Artinya, Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk mengembangkan industri baterai yang nota bene menjadi salah satu ekosistem utama dari industri elektrifikasi.

Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam (ketiga kiri) dan Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret (FT UNS) Solo Sholihin As'ad (ketiga kanan) bersama jajaran TMMIN dan UNS lainnya pada penyerahan secara simbolis alat peraga pendidikan elektrifikasi dari TMMIN kepada FT UNS, di Kampus UNS Solo, Senin (6/3). Penyerahan alat peraga berupa mesin dan komponen utama mobil hybrid sebagai bagian aksi  corporate social responbility (CSR)  TMMIN di bidang pendidikan tersebut diharapkan akan makin mengenalkan teknologi otomotif ramah lingkungan di kalangan civitas academica UNS, dan bersama institusi perguruan tinggi lainnya dapat berperan aktif  dalam upaya dekarbonisasi guna mencapai Indonesia Net Zero Emision di 2060.Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam (ketiga kiri) dan Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret (FT UNS) Solo Sholihin As'ad (ketiga kanan) bersama jajaran TMMIN dan UNS lainnya pada penyerahan secara simbolis alat peraga pendidikan elektrifikasi dari TMMIN kepada FT UNS, di Kampus UNS Solo, Senin (6/3). Penyerahan alat peraga berupa mesin dan komponen utama mobil hybrid sebagai bagian aksi corporate social responbility (CSR) TMMIN di bidang pendidikan tersebut diharapkan akan makin mengenalkan teknologi otomotif ramah lingkungan di kalangan civitas academica UNS, dan bersama institusi perguruan tinggi lainnya dapat berperan aktif dalam upaya dekarbonisasi guna mencapai Indonesia Net Zero Emision di 2060. Foto: dok. TMMIN

"Selain itu, pengembangan industri baterai elektrifikasi ini juga akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan bagi industri turunan yang menggunakan bahan baku baterai. Penguasaan pengembangan baterai merupakan salah satu komponen penting dalam penciptaan posisi Indonesia sebagai yang terdepan di era elektrifikasi," kata Bob.

Toyota Indonesia sebagai salah satu pelaku industri berkomitmen untuk senantiasa bersinergi bersama pemerintah dan akademisi melalui kolaborasi Triple Helix (pemerintah, akademisi, dan industri) dalam menyelaraskan pemahaman agar transformasi industri otomotif di era elektrifikasi pada umumnya, dan industri baterai pada khususnya, dapat berjalan mulus.

Dibutuhkan peran akademisi untuk menyampaikan inovasi - inovasi teknologi yang dapat diterapkan pada proses transformasi tersebut. Sementara dari sisi pemerintah mengenai dukungan komitmen melalui berbagai kebijakan untuk pengembangan ekosistem elektrifikasi.

Terkait dengan upaya-upaya tersebut, Toyota Indonesia bersama berbagai pihak yang tergabung dalam kolaborasi Triple Helix kembali berpartisipasi dalam rangkaian seminar nasional bertajuk "100 Tahun Industri Otomotif Indonesia, Mewujudkan Indonesia Net-Zero Emission (NZE) yang berlangsung di Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, pada Selasa (7/3)

Mengusung tema "Percepatan Pengembangan Industri dan Ekosistem Baterai di Indonesia Menuju Populasi Elektrifikasi", seminar ini ingin menyampaikan pesan pentingnya pengembangan industri dan ekosistem baterai dalam upaya mengakselerasi populasi xEV di Indonesia.

Toyota Indonesia menyadari industri elektrifikasi membutuhkan ekosistem yang jauh berbeda dengan kendaraan konvensional. Tidak hanya dalam hal infastruktur pendukung, tapi juga dalam hal rantai pasok atau supply chain dan SDM-nya.

Karenanya, dalam kesempatan Seminar Nasional ini, pada hari Senin, 6 Maret Toyota mendonasikan hybrid engine & 3 core component set (transaxle, baterai, & PCU) kepada UNS. donasi ini diberikan oleh Bob Azam yang diterima langsung oleh Dekan Fakultas Teknik UNS.

Toyota Indonesia memandang penting peningkatan keterampilan dan keahlian SDM untuk membangun ekosistem yang handal untuk pengembangan industri xEV kedepan, termasuk dalam pengembangan industri baterai. Pengembangan SDM merupakan salah satu pilar utama industri, termasuk dalam transformasi industri otomotif nasional menuju era netralitas karbon dan industri xEV.

"Kita harus bisa memastikan, SDM Indonesia mempunyai keterampilan dan keahlian yang mampu menghadapi era elektrifikasi, termasuk dalam pengembangan ekosistemnya," kata Bob Azam.


(lth/din)

Hide Ads