Indonesia tengah bersiap menuju era kendaraan elektrifikasi. Mobil listrik menjadi salah satu teknologi yang diadopsi. Namun, ke depan tidak hanya kendaraan listrik berbasis baterai yang bisa digaungkan. Mobil yang lebih canggih dengan tenaga hidrogen pun bakal menghiasi jalanan Indonesia.
Menurut Dadan Kusdiana Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki banyak kelebihan tenaga listrik. Kelebihan tenaga listrik itu bisa dimanfaatkan untuk memproduksi hidrogen.
"Kalau kita bicara baterai kita bicara KBLBB (kendaraan bermotor listrik berbasis baterai) ini kan sampai 2030. Itu sebenarnya sudah beralih ke hidrogen. Jadi negara-negara maju itu lompat. Karena kan kalau baterai kan dalam kajian itu baterai itu penyumbang emisi timbal di daerah-daerah yang melakukan recycling baterai. Karena baterai sendiri kan (limbah) B3 (bahan berbahaya dan beracun)," kata Dadan .dalam FGD "Standard grCo2/km dan Subsidi KBLBB yang Tidak Membebani APBN, Rabu (14/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makanya, Dadan menyarankan agar Indonesia tidak terlalu lama mengadopsi kendaraan listrik berbasis baterai. Menurutnya, kendaraan hidrogen bisa lebih ramah lingkungan.
"Jadi kita harus cepat masuk ke EV dan cepat meninggalkan karena kan baterai ini adalah B3, kita harus lompat ke hidrogen. Makanya salah satu kelebihan dari excess power PLN, excess power itu sebenarnya bisa utk memproduksi hidrogen," ucap Dadan.
"Jadi scheme di atas 2030 harus disiapkan dari sekarng lompatannya," sambungnya.
(rgr/lth)
Komentar Terbanyak
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Sertifikat Kursus Nyetir Jadi Syarat Bikin SIM, Gimana kalau Belajar Sendiri?
Difatwa Haram, Truk Pembawa Sound Horeg Masuk Kategori ODOL?