Nggak Dibuang! Baterai Bekas Mobil Listrik Bisa Jadi 'Power Bank' Raksasa

Nggak Dibuang! Baterai Bekas Mobil Listrik Bisa Jadi 'Power Bank' Raksasa

Ridwan Arifin - detikOto
Rabu, 27 Okt 2021 12:51 WIB
Baterai mobil listrik
Naterai mobil listrik Foto: Ridwan Arifin
Jakarta -

Tak sekadar jualan mobil listrik, PT Hyundai Motors Indonesia juga menyiapkan ekosistemnya. Salah satunya terkait pemanfaatan limbah baterai mobil listrik berupa penyimpanan energi.

Dalam pameran yang bertajuk The Future Electric Vehicle Ecosystem for Indonesia, pabrikan asal Korea Selatan ini menunjukkan salah satu penggunaan baterai mobil listrik yakni bisa digunakan sebagai Energy Storage System (ESS) atau penyimpan daya.

"ESS itu fungsinya untuk menyimpan daya listrik dan bisa memberi daya listrik. Daya listriknya lebih stabil," kata Erik Handoko Product Planning Manager Hyundai Motors Asia Pacific saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (26/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erik menjelaskan limbah baterai bekas mobil listrik dapat digunakan kembali untuk tujuan lain, atau bahan baku yang diambil dari baterai limbah dapat didaur ulang. Kapasitas penyimpanan baterai juga dapat digunakan bahkan di akhir masa pakainya,

"Hyundai mengembangkan UBESS (Use Battery Energy Storage System). Jadi baterai yang dipakai itu bekas mobil listrik. Jadi selama ini kita tahu, mobil listrik sudah dipakai let's say 10 tahun. Kita akan recycle," kata Erik.

ADVERTISEMENT
Energy Storage System (ESS)Energy Storage System (ESS) Foto: Ridwan Arifin

"Sebelum menuju recycle kita akan pakai dulu bekas dari mobil listrik untuk dipakai menjadi Energy Storage System," sambung dia.

ESS sendiri bekerja seperti 'power bank' yang menyimpan listrik dengan skala besar. Sementara sumber dayanya bisa dihasilkan dari energi terbarukan seperti matahari, angin, dan air. Ini menjadi salah satu cara untuk membuat siklus penggunaan baterai melalui daur ulang bahan.

Latar belakang di balik konsep ini adalah agar energi dapat disimpan sehingga dapat dimanfaatkan di lain waktu untuk melakukan operasional yang bermanfaat. Teknologi penyimpanan energi juga meliputi proses mengubah energi dari satu bentuk yang sulit disimpan ke bentuk yang lebih nyaman disimpan atau ekonomis.

Dia melanjutkan kebutuhan ESS diprediksi akan meningkat 10 tahun ke depan. "Jadi kita sudah mulai studi dari sekarang," kata Erik.

"ESS sudah ada, cuma banyak yang pakai baterai baru. Buat apa baterai baru kalau bisa pakai limbah baterai bekas mobil listrik," jelas dia.




(riar/rgr)

Hide Ads