Mitsubishi Eclipse Cross dibekali baterai 13,8 kWh yang bisa membawa mobil melaju 57,3 km (Mode WLTC) tanpa meminum setetes pun bensin. Terdapat tiga mode penggerak: Mode EV menggerakkan dengan motor listrik menggunakan tenaga dari baterai penggerak; Mode Hybrid Seri menggunakan mesin bensin untuk menghasilkan tenaga untuk motor listrik yang menggerakkan kendaraan; dan Mode Hibrid Paralel menggunakan mesin bensin untuk menggerakkan kendaraan dibantu oleh motor listrik. Perpindahan otomatis di antara mode-mode ini sesuai dengan kondisi berkendara.
Eclipse Cross PHEV tak hanya bisa menjadi alat transportasi. Adanya stopkontak on-board AC 100 volt dengan daya maksimum 1.500 watt dapat memasok daya ke elektronik dan peralatan untuk rekreasi di luar ruangan dan sebagai sumber listrik dalam keadaan darurat. Kendaraan ini juga dapat berfungsi sebagai baterai isi ulang yang memberi daya pada seluruh rumah tangga dengan energi yang tersimpan dengan menghubungkan perangkat V2H6 ke port pengisian daya cepat. Karena kendaraan dapat menghasilkan tenaganya sendiri, kendaraan dapat memasok daya hingga 10 hari ke rumah tangga umum saat terisi penuh dan diisi bahan bakar.
![]() |
Mitsubishi Eclipse Cross memiliki sistem S-AWC (Super-All Wheel Control) pada twin-motor 4WD yang dapat mendistribusikan tenaga penggerak ke motor listrik depan dan belakang tanpa kehilangan transmisi. Distribusi bobot depan-belakang pada ECLIPSE CROSS juga disempurnakan dan menurunkan pusat gravitasinya dengan menempatkan baterai di bawah bagian tengah lantai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Model bensin memiliki sistem S-AWC yang mengintegrasikan Active Yaw Control (AYC) untuk mengatur gaya pengereman antara roda depan kiri dan kanan untuk menikung lebih tajam, serta Anti-Lock Brake System (ABS) dan Active Stability Control (ASC) untuk mengatur gaya pengereman pada basis 4WD yang dikontrol secara elektronik yang mendistribusikan torsi secara optimal antara roda depan dan belakang.
Pengemudi dapat memilih mode berkendara yang berbeda pada ECLIPSE CROSS sesuai dengan kondisi jalan. Mode Normal memberikan kemudi dan stabilitas yang sesuai untuk berbagai skenario mengemudi. Mode Salju mempertahankan pergerakan kendaraan yang stabil di permukaan licin seperti jalan bersalju. Mode Gravel menghasilkan penanganan jalan dan stabilitas yang unggul pada permukaan yang buruk. Sementara model PHEV juga memiliki Mode Tarmac, yang memberikan tingkat menikung dan stabilitas yang lebih tinggi terutama pada permukaan yang kering dan beraspal agar pengemudi dapat merasakan kegembiraan berkendara dengan ketenangan pikiran ekstra.
Mitsubishi ECLIPSE CROSS PHEV dibandrol mulai dari 3.848.900 yen (Rp 520 juta) hingga 4.477.000 yen (Rp 605 juta). Untuk model bensin dijual dengan harga mulau 2.531.100 yen (342 juta) hingga 3.346.200 yen (Rp 452 juta).
Simak Video "Dua kata untuk Mitsubishi Xforce Ultimate with Diamond Sense (DS): "Keren dan Safety"
[Gambas:Video 20detik]
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah