Merek mobil listrik China, Neta, dilaporkan berada di ambang kebangkrutan. Padahal, Neta belum lama berkiprah di Indonesia. Begini perjalanannya.
Dilaporkan Reuters, Zhejiang Hozon New Energy Automobile, sebagai pemilik merek kendaraan listrik China Neta, secara resmi memasuki proses kebangkrutan. Hal itu dilaporkan oleh media lokal China CCTV.
Menurut laporan itu, beberapa showroom Neta di Shanghai juga telah ditutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut platform pengungkapan kebangkrutan perusahaan nasional China, seorang kreditor bulan lalu mengajukan petisi kebangkrutan terhadap perusahaan tersebut," demikian dikutip Reuters.
Dikutip situs berita Thailand The Nation, seorang kreditor, Shanghai Yuxing Advertising telah mengajukan petisi kebangkrutan terhadap Hozon. Kreditor itu mengutip biaya pencetakan pameran yang belum dibayar.
Baca juga: Merek Mobil Listrik Neta di Ambang Bangkrut! |
Perjalanan Neta di Indonesia
Perjalanan Neta di Indonesia belum terlalu lama. Neta pertama kali masuk pasar otomotif Indonesia pada 2023. Startup mobil listrik asal China itu melakoni debut di Indonesia di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023, tepatnya di bulan Agustus. Saat itu, Neta pertama kali memperkenalkan mobil listrik Neta V yang akan dijual di Indonesia.
Neta kemudian mengumumkan harga Neta V dua bulan kemudian. Saat itu, Neta V dijual dengan harga Rp 379 juta on the road Jakarta. Neta juga menawarkan program garansi seumur hidup. Garansi seumur hidup itu diberikan untuk 2.024 konsumen pertama.
![]() |
Lanjut lagi pada tahun 2024, Neta meluncurkan mobil baru Neta V-II. Neta V-II ini kemudian menjadi penerus dari Neta V. Neta V-II telah dirakit lokal di pabrik PT Handal Indonesia Motor. Harganya pun lebih murah dari Neta V yang meluncur sebelumnya. Neta V-II dijual dengan harga Rp 299 juta.
Tak lama berselang, tepatnya di GIIAS 2024 bulan Juli, Neta meluncurkan mobil baru lagi. Modelnya adalah SUV yaitu Neta X. Sama seperti Neta V-II, Neta X juga telah dirakit lokal di pabrik PT Handal. Mobil itu dijual mulai dari Rp 428 juta.
![]() |
Krisis Neta di China
Namun, perusahaan mobil listrik rintisan asal China ini diterpa isu krisis. Pada November 2024, Neta dikabarkan menyetop produksi sekaligus memangkas gaji karyawannya di China.
Penyebabnya, penjualan mobil Neta di China disebut-sebut menurun drastis. Dikutip Car News China, berdasarkan informasi dari sumber di industri kendaraan energi terbarukan China, penjualan mobil Neta merosot 40 persen pada Oktober 2024 dibandingkan periode sebelumnya. Ada beberapa hal yang disinyalir jadi penyebab merosotnya pengiriman Neta itu. Neta memang dikabarkan tengah mengalami masalah dengan pengiriman Neta S Hunting Wagon.
Media DoNews memberitakan bahwa pabrik Neta di Tongxiang, Zhejiang, menghentikan produksi selama setengah bulan. Gaji karyawan ikut dipangkas menyesuaikan dengan kondisi tersebut.
Tak cuma itu, Neta juga diterpa isu miring lagi. Merek yang berbasis di Shanghai itu disebut-sebut telah membubarkan tim riset dan juga pengembangan (R&D), serta tak mampu membayar kewajibannya ke para vendor.
Dikutip dari Car News China, Neta membubarkan seluruh tim penelitian dan pengembangan karena kondisi keuangan yang memburuk. Tak hanya itu, sekitar 200 dari 1.700 stafnya telah mulai mengundurkan diri. Kondisi keuangan Neta yang memburuk tak lepas dari hasil penjualan mereka yang anjlok.
Neta menjual 98% lebih sedikit mobil pada bulan Januari 2025 dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Bahkan di Februari 2025, Neta tidak berhasil menjual 400 unit mobil. Kondisi krisis Neta diperparah dengan tak bisanya mereka memenuhi kewajiban kepada para pemasok komponen alias vendor.
Para vendor yang tidak dibayar pun dilaporkan berkumpul di kantor pusat Neta di Shanghai, bahkan ada yang tidur di lantai. Hal ini terjadi, di tengah kabar Neta mendapat investasi senilai 6 miliar yuan (Rp 13,7 triliun) dan karyawan yang tersisa memperoleh penghasilan 75% lebih rendah daripada sebelum Oktober 2023.
Beberapa karyawan yang keluar dari Neta disebut-sebut hanya menerima upah minimum Shanghai, sementara mereka yang keluar pada bulan November 2023 belum juga mendapat kompensasi. Krisis yang dialami Neta disebut-sebut karena strategi mantan CEO yang lebih mengutamakan penjualan perusahaan ke perusahaan (B2B).
Neta merespons pemberitaan media China tersebut. Neta membantah rumor yang mengatakan pihaknya membubarkan tim riset dan pengembangan (R&D). Menurut Neta, rumor dan propaganda lainnya terkait Neta adalah informasi yang tidak benar. Di sisi lain, Neta tidak membantah bahwa perusahaannya sedang melakukan efisiensi.
"Rumor yang beredar di internet mengenai NETA AUTO membubarkan Tim R&D serta propaganda lainnya adalah informasi yang tidak benar," tulis keterangan Neta Auto.
Tapi, isu krisis Neta semakin menjadi-jadi. Dealer mobil listrik Neta satu-satunya di Singapura tutup. Padahal, dealer tersebut baru beroperasi tiga bulan. Mengutip laporan The Business Times, kondisi showroom Neta itu sudah kosong. Tak ada karyawan yang bekerja ataupun mobil yang dipamerkan. Sejatinya dealer tersebut baru beroperasi tiga bulan, tepatnya dimulai pada Januari 2025.
Hingga kabar terbaru, Neta disebut resmi memasuki proses kebangkrutan. Beberapa showroom Neta di Shanghai juga tutup.
Baca juga: Kata Toyota Dikabarkan Mau Akuisisi Neta |
Lakukan Restrukturisasi
Belum lama ini, Neta juga mengumumkan proses restrukturisasi. Hal ini salah satunya bertujuan untuk menyelesaikan krisis utang melalui prosedur hukum.
"Perusahaan induk Neta Auto, yakni Hozon New Energy Automobile Co., Ltd. telah memulai proses restrukturisasi hari ini. Restrukturisasi ini merupakan tindakan penyelamatan diri yang aktif yang dipimpin oleh pemerintah dan diawasi oleh Pengadilan Menengah Rakyat Jiaxing di Provinsi Zhejiang, dengan tujuan menyelesaikan krisis utang melalui prosedur hukum, memperkenalkan sumber daya strategis, mengoptimalkan sistem manajemen, dan membuka jalur baru untuk pembangunan berkelanjutan perusahaan. Kami memahami bahwa pilihan ini mempengaruhi setiap mitra, karyawan, dan pemilik mobil," demikian dikutip dari pernyataan resmi Neta.
Dalam pernyataan tertulisnya, Neta mengakui bahwa Hozon New Energy menghadapi rintangan berkala akibat persaingan ketat di sektor energi baru. Penurunan penjualan, beban utang, dan masalah rantai pasokan semuanya mengakibatkan kesulitan operasional.
Namun, sebagai merek yang pernah menduduki puncak tangga penjualan di antara kekuatan baru dengan penjualan tahunan sebesar 152.000 kendaraan, Hozon New Energy masih memiliki akumulasi teknologi inti dan nilai pasar. Tujuan utama restrukturisasi ini adalah untuk memastikan produksi, menstabilkan pengiriman, dan melindungi hak dan kepentingan. Perusahaan akan direvitalisasi melalui optimalisasi utang, perbaikan manajemen, dan suntikan modal.
"Hozon New Energy dengan tulus berterima kasih kepada pemerintah di semua tingkatan, kreditor, pemasok, dan pemilik mobil global atas kepercayaan dan dukungan mereka. Selama masa restrukturisasi, kami akan mematuhi prinsip komunikasi yang transparan dan mengungkapkan progress secara berkala melalui situs web resmi dan saluran resmi kami. Meski jalan menuju kelahiran kembali itu sulit, kami sungguh yakin bahwa dengan kerja sama semua pihak, Hozon New Energy akan kembali ke pasar dengan cara yang lebih stabil dan berkontribusi pada pengembangan industri energi baru yang berkualitas tinggi," katanya.
(rgr/lua)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah