Mobil di Antara Cinta dan Benci: Banyak yang Pingin Punya, tapi Protes Kalau Macet

Mobil di Antara Cinta dan Benci: Banyak yang Pingin Punya, tapi Protes Kalau Macet

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 23 Sep 2020 15:45 WIB
Foto aerial suasana kendaraan yang terjebak macet di Jalan Tol Cawang-Grogol, Jakarta, Jumat (11/9/2020). Pemprov DKI Jakarta akan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total mulai Senin 14 September 2020, yang diiringi menghentikan sementara kebijakan ganjil genap dan akan dilakukan pembatasan transportasi umum serta jumlah penumpang kendaraan. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
Mobil sering dituding menjadi biang kerok kemacetan. Foto: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Jakarta -

Kendaraan bermotor saat ini menjadi salah satu kebutuhan untuk menunjang transportasi. Di sisi lain, mobil dibenci banyak orang lantaran bikin kemacetan.

Hal itu diakui juga oleh Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara. Dia bilang, mobil atau kendaraan bermotor roda empat ini antara dicintai dan dibenci,

"Dicintai karena orang pada pengin punya mobil, di sisi lain dibilang sebagai biang kemacetan," kata Kukuh dalam sebuah diskusi virtual.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini hanya karena ketertinggalan kita dalam membangun jalanan. Baru kemudian lima tahun belakangan ini kita banyak membangun jalan, sehingga penjualan kendaraan bermotor, roda empat terutama, lebih tersebar, lebih merata ke seluruh Indonesia," ujar Kukuh.

Dulu, kata Kukuh, sekitar 10 tahun lalu penjualan kendaraan bermotor roda empat sebanyak 80% berada di Pulau Jawa. Kini, menurut Kukuh, penjualan mobil lebih merata dari Sumatera hingga ke Papua.

ADVERTISEMENT

"Point penting lain adalah sebagian besar masyarakat kita membeli kendaraan bermotor yang harganya masih di bawah Rp 300 juta. Ini tantangan tersendiri karena kalau di atas itu segmen pasar masih kecil, walaupun ada," sebut Kukuh.

Potensi industri otomotif di Indonesia sendiri masih sangat tinggi. Sebab, rasio kepemilikan mobil di Indonesia baru mencapai 99 mobil per 1.000 penduduk.

"Kita bandingkan dengan Malaysia yang penduduknya sekitar 88 juta, rasio kepemilikan mobil di Malaysia itu sekitar 490 unit mobil per 1.000 penduduk, Thailand 275 (mobil per 1.000 penduduk)," ucap Kukuh.

"Saat ini produksi di Indonesia masih di kisaran 1,3 juta, 1 juta untuk konsumsi domestik, 300 ribu diekspor. Kita sudah ekspor ke 80 negara di dunia. Kapasitas yang sudah terpasang 2,3 juta unit mobil per tahun. Artinya kita memproduksi 1,3 masih di bawah kapasitas yang sebenarnya, masih bisa dioptimalkan," sambungnya.




(rgr/din)

Hide Ads