Namun detikers tahu tidak, mobil baru apa yang paling dicari detikers sepanjang 2019? Kali ini detikcom coba merangkum mobil baru apa saja yang paling dicari di detik.com.
Penasaran mobil apa saja, simak ulasannya berikut ini.
Indonesia pun hanya mendapat jatah sedikit dari prinsipal Suzuki untuk setiap pembelian Jimny. Saking sedikitnya Suzuki harus menyetop inden konsumen yang menginginkan Suzuki Jimny di Indonesia.
President Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Seiji Itayama bicara soal inden panjang model compact SUV, Suzuki Jimny. Menurut Itayama, Jimny sudah mendapat tempat spesial di hati masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, permintaan konsumen terhadap model ini pun cukup tinggi.
"Kalau di Indonesia Jimny kan punya sejarah ya. Kita produksi dari tahun 80-an. Banyak konsumen suka Jimny dari dulu. Setelah itu ada beberapa generasi, terakhir Katana. Itu sangat diterima masyarakat, sampai Presiden Jokowi dulu juga pakai untuk mobil pertama," bilang kepada wartawan di Jakarta waktu itu.
Baca juga: Komentar Suzuki Soal Penyelundupan Jimny |
Itayama juga menjelaskan jika inden Jimny tidak terjadi di Indonesia saja, tapi juga di negara lain yang menjadi wilayah tujuan pemasaran Jimny. Bedanya, di Indonesia permintaannya memang cukup tinggi sebab keterikatan emosional tadi. Untuk mengatasi inden berkepanjangan, pihak SIS pun menyebut sudah menutup keran pemesanan Jimny.
"Jadi bisa saya jawab, inden Jimny itu sudah setop. Karena kita sangat keberatan, konsumen taruh DP, diler tidak bisa jawab kapan konsumen akan dapat unitnya. Dan akhirnya kami putuskan beberapa waktu lalu, inden Jimny setop dulu, penerimaan SPK setop dulu. Kita sudah sampaikan ke diler," lanjut Itayama.
Ditambahkan 4W Marketing Director PT SIS, Dony Saputra, pemenuhan Jimny untuk konsumen Indonesia juga terganjal dengan kebijakan PT SIS yang berencana mendistribusikan Jimny secara merata ke seluruh Indonesia.
"Secara prinsip kami maunya konsumen kami dari Sabang sampai Merauke itu dapat mobil. Tentunya di kota-kota besar yang orang mampunya banyak itu indennya lebih banyak. Jadi satu hal perlu diingat, punya duit doang belum tentu bisa beli Jimny. Yang punya juga harus cinta, kenapa? Karena kalau cinta pasti mau nunggu, sabar. Ini mainnya emosional," terang Dony.
Setelah malu-malu mengumumkan berapa harga jualnya, Renault Triber rupanya menjadi mobil baru yang paling dicari selama 2019. Renault Triber menjadi mobil baru yang paling dicari karena mobil berdarah Prancis ini dijanjikan dengan harga yang relatif murah layaknya Low Cost and Green Car (LCGC).
Pada 18 November 2019 lalu, Renault merilis harga MPV Renault Triber. Mobil dijual mulai Rp 133 juta sampai Rp 169,9 juta. Dari sisi harga jelas mobil akan memepet mobil MPV lain seperti Toyota Calya dan Daihatsu Sigra.
Baca juga: Harga Renault Triber Mepet Calya-Sigra |
Renault Triber memiliki total 6 varian, 4 varian bertransmisi manual, dan 2 varian bertransmisi AMT (Automated Manual Transmision) dengan perincian sebagai berikut:
- Renault Triber RXE M/T Rp 133 juta
- Renault Triber RXL M/T Rp 149 juta
- Renault Triber RXT M/T Rp 157 juta
- Renault Triber RXZ M/T Rp 164 juta
- Renault Triber RXT A/T Rp 164 juta
- Renault Triber RXZ A/T Rp 169,9 juta
Kalau kita bandingkan harga itu akan bersaing dengan Calya yang dijual mulai Rp 140,26 juta sampai Rp 158,4 juta. Sementara kembaran Calya, Daihatsu Sigra dijual lebih murah yakni Rp 124,4 juta sampai Rp 156,75 juta.
Namun Renault tidak hanya membidik pasar mobil MPV LCGC, tapi juga pasar yang lebih tinggi lagi yakni kelas Avanza. Avanza sendiri dijual mulai Rp 191 jutaan sampai Rp 221 jutaan. Apalagi COO PT Maxindo Renault Indonesia Davy J Tuilan pernah mengatakan kalau Triber akan memiliki harga sekelas LCGC namun memiliki fitur yang tak kalah dengan mobil Avanza.
"Bersaing di segmen yang sangat ketat, Renault percaya bahwa Renault Triber dapat diterima pasar Indonesia sesuai tajuk produknya, menjanjikan Renault Triber sebagai produk yang 'Indonesia Banget' baik dari segi Fitur yang disediakan, hingga ke harga yang sangat menguntungkan pelanggannya," ujar Davy.
Meski baru seumur jagung di Indonesia, siapa yang sangka pabrikan asal China Wuling juga menjadi brand atau merek yang paling dicari. Terutama model Almaz. Wuling Almaz menjadi mobil yang paling dicari di detikcom, dan menduduki peringkat ketiga.
Bahkan dikatakan, produsen mobil asal China, Wuling, kian menancapkan kukunya di Indonesia. Merek mobil yang memiliki pabrik di kawasan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat itu kini masuk urutan ke-8 jika melihat penjualan mobil secara domestik.
Mengutip data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) pada Oktober, Wuling menjual 1.976 unit. Angka itu cukup untuk menempatkan Wuling di atas merek-merek lama yang sudah beredar di Indonesia.
"Perjalanan kami baru 2 tahun 4 bulan lah step by step. Dalam 2 tahun pun kami sudah ekspor, menurut kami saat ini target kami di Indonesia sudah on track, tentunya untuk melangkah lebih lanjut banyak faktor lain," ujar Senior Brand Manager Wuling Motors Dian Asmahani.
Dian menambahkan dari angka 1.900-an unit itu, Almaz mendominasi dengan porsi 40 persen disusul Confero dan Cortez. Almaz 7 seater yang baru diluncurkan rupanya mendapatkan sambutan yang cukup baik dari masyarakat Indonesia.
"Almaz 7 seater 80 persen dari total Almaz. Kalau yang 5 seater cuma 10 persenan lah, banyakan 7 seater," ujarnya.
Dari total produksi Wuling di Cikarang yang mencapai 120.000 unit, Wuling juga sudah mengirim mobil ke luar negeri. Total sejak 2 bulan lalu ada 1.494 mobil Chevrolet Captiva untuk pasar ekspor ke Thailand, Fuji dan Brunei.
Mobil yang paling dicari pada 2019 selanjutnya menjadi milik Toyota supra. Mobil ini memang mampu menarik perhatian pencinta otomotif Indonesia, bahkan putra Presiden Joko Widodo, Kaesang juga jatuh hati ingin memilikinya. Wajar saja, karena mobil berdarah sport ini kerap menjadi mobil impian para pencinta otomotif Indonesia.
Detikcom pun langsung merasakan ketangguhan mobil asal Jepang ini di sirkuit, pada ajang Toyota Sportscar Media Experience di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat (20/11/2019) lalu. Tujuan acara ini adalah untuk memberi kesempatan kepada media mencoba model sportscar terbaru mereka, GR Supra, dan model lain FT86 dan C-HR. detikcom pun menjadi salah satu media yang kebagian mencicipi rasa berkendara mobil sport yang dibanderol Rp 1,995 miliar per unit (OTR DKI Jakarta).
Lalu bagaimana sensasi berkendara mobil sport yang punya slogan supreme fun to drive ini?
Pertama kali masuk ke dalam kabin GR Supra, detikcom merasakan aura yang begitu sporty lewat balutan material hitam yang ada di bagian jok, dasbor, dan lingkar kemudi. Warna hitam yang ada di bagian dalam, tampak kontras dengan warna merah menyala di bagian eksterior.
Toyota GR Supra menggendong mesin dengan konfigurasi 3.000 cc turbo 6-silinder segaris, dikombinasi transmisi 8-speed Sport Automatic. Mesin itu bisa menghasilkan tenaga maksimal sebesar 340 PS yang dicapai pada putaran mesin 5.000-6.500 rpm dan torsi maksimal sekitar 500 Nm pada putaran 1.600-4.500 rpm.
Untuk putaran pertama, detikcom menjajal mode normal untuk hentakan tenaga yang lebih smooth. Di mode ini, akselerasi yang dikeluarkan memang tidak terlalu galak. Tapi begitu mode berkendara diubah ke mode sport di lap kedua, performa terbaik mesin GR Supra langsung jelas terasa. Indikatornya, putaran mesin (rpm) selalu bermain di angka yang tinggi. Saat kami mencoba membejek gas di lintasan lurus menuju garis finish, mobil ini bisa dipacu hingga tembus angka 200 km/jam.
Selain performa mesin yang tidak main-main, Toyota GR Supra juga memiliki handling mumpuni. Terutama feedback dari sistem kemudinya yang terasa akurat. "Jadi harus hati-hati juga saat bermanuver, karena cukup senggol setir sedikit, maka roda akan berbelok," bilang instruktur Toyota Team Indonesia, Demas Agil, yang mendampingi detikcom.
Tak hanya setir yang akurat, GR Supra juga cukup gesit saat diajak bermanuver cepat. Dijelaskan Public Relation Manager Toyota-Astra Motor Rouli Sijabat, wheelbase GR Supra memang sengaja dibuat lebih pendek menjadi 2.470 mm supaya lebih lincah saat melewati tikungan.
"Selain itu ada penyesuaian juga di posisi engine. Posisi engine diubah, dan dimundurkan sekitar 50 mm. Jadi sebetulnya front engine, tapi dimajukan mendekati pengemudi. Itu yang membuat distribusi bobotnya balance 50:50, sehingga waktu dikendarai, manuver agility, stability itu akan lebih menyenangkan," ujar Rouli.
Bagaimana dengan sistem pengeremannya? Bukan perkara gampang mengurangi laju mobil sport dari kecepatan 200 km/jam, kendati sudah dilengkapi paket rem dari Brembo. Saat detikcom mencoba hal itu di GR Supra, pedal rem harus benar-benar diinjak dalam. Sebab jika tidak, mobil bakal kesulitan mengurangi lajunya.
"Saat mengurangi kecepatan sebelum masuk tikungan, pedal rem (GR Supra) memang harus diinjak dalam-dalam, khususnya buat pemula yang belum terbiasa," kata Rouli.
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah