Namun hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Khusus pada sisi infrastruktur, ada banyak elemen yang harus dipertimbangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga melihat minat membeli mobil listrik masih kecil. Faktor harga jual jelas menjadi tantangan untuk memberikan penawaran pada konsumen dengan harga yang menarik. Jika itu bisa dipenuhi ia yakin target dapat dicapai.
"Bisa dicapai contoh insentif gila-gilaan kaya Norwegia 15.200 euro, itu dikonversi jadi Rp 250 juta. Mobil 600 juta dibeli 200 siapa yang nggak mau? Ujarnya.
"Saya setuju itu akan tercapai tapi perlu tahapan. Bahwa ke depan harus ke EV, tentu. karena energi terbarukan harus dicari, fosil tidak mungkin," timpalnya.
Johny kembali menegaskan bahwa elektrifikasi tidak hanya EV. Tak dapat dilepaskan pula mobil Hybrid masuk dalam kontribusi mobil listrik sebesar 20 persen di tahun 2025.
"Kalau tren di dunia itu electrified jadi semua yang berbasis baterai. Kan yang namanya hybrid juga baterai, tapi kan ada ICE supaya tidak mogok segala macam," tutupnya.
(rip/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!