Menurut pengamat otomotif Bebin Djuana, penurunan tersebut dipengaruhi oleh adanya pemilihan umum 2019. "Karena ada pemilu, kampanye, sampai dengan pemilihan presiden, kita tahu sendiri lah hiruk pikuknya politik. Pada kondisi seperti itu, kalau ditarik sejarahnya, penjualan otomotif selalu turun," kata Bebin di Jakarta, belum lama ini.
Baca juga: Pasar Lesu, Pangsa Pasar Honda Malah Naik |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Bebin, banyak calon konsumen mobil penumpang yang menunda pembelian, sampai akhirnya pesta demokrasi di Indonesia usai dan presiden baru RI periode selanjutnya diumumkan.
"Udah nggak ada rame-rame demo lagi, orang baru berani pergi ke showroom. Karena siapa yang mau baru keluar dari showroom, mobilnya baru, langsung ketemu aksi demo di jalan, nggak ada yang mau kan? Artinya apa, ya tunda aja dulu. Kan kebutuhannya juga nggak kepepet," lanjut Bebin.
Ia pun memprediksi penjualan mobil domestik di Indonesia akan segera membaik seiring stabilnya situasi politik nasional. Jika tidak di akhir tahun ini, maka momennya adalah tahun depan.
"Ini sudah menjelang akhir tahun, ketika ada paket yang menarik dan sebagainya, tren pasti akan mulai bergerak (ke arah positif). Dan tahun 2020 (penjualan mobil) definitely (pastinya) jauh akan lebih baik dari 2019," pungkasnya.
(lua/lua)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Biaya Tes Psikologi Naik, Perpanjang SIM Bakal Keluar Duit Segini