Nama Esemka memang terus dikaitkan dengan nama Joko Widodo (Jokowi) oleh warganet. Maklum, Jokowi merupakan salah satu tokoh yang mempopulerkan Esemka pada saat dirinya menjabat sebagai Wali Kota Solo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, setelah Esemka meluncurkan mobil perdananya Bima pada Jumat (6/9/2019), netizen pun kembali menyuarakan agar bisa digunakan sebagai kendaraan dinas Presiden Jokowi. Permintaan netizen tersebut bahkan sempat menjadi perbincangan hangat jagat Twitter di Indonesia. Berikut ulasannya.
Sebagai gambaran, mobil sekelas Mercedes-Benz S 600 Guard punya fitur canggih berupa lapisan antipeluru. Lapisan antipeluru tak hanya melindungi pintu dan jendela tapi juga di bagian lantai mobil.
Selain itu adanya run-flat tyre memungkinkan mobil masih bisa melaju meski ban dalam kondisi kempis. Untuk mencegah ledakan, tangki bahan bakar juga dibuat antipeluru dan memiliki sistem pemadaman api.
Sedangkan Esemka mobil perdananya berbentuk pick-up yang diperuntukkan sebagai kendaraan niaga. Mobil hanya mampu memuat dua penumpang. Fitur-fitur lapisan antipeluru pun tak ada di dalam Esemka Bima. Tentu mobil ini tak cocok untuk melindungi orang nomor satu di Indonesia.
Diungkapkan oleh Pengamat Otomotif, Yannes Martinus Pasaribu, mobil-mobil untuk kelas Presiden perlu peranti tambahan "armoring features" untuk menunjang keamanan karena statusnya sebagai kepala negara.
"Memakai standard B6 NATO, seperti: seluruh kabin penumpang menggunakan steel hardness level >63 HRC dengan laminasi serat sintetis Kevlar, mulai dari pintu depan, belakang, lantai, atap, dinding samping, belakang dan seluruh pintunya," ujar dia.
Ia melanjutkan, kendaraan VVIP kepresidenan harus memiliki keamanan berstandar tinggi, utamanya mampu menahan serangan peluru hingga ledakan. "Mampu melindungi penumpang terhadap peluru, ledakan, granat, dan ranjau (tingkat perlindungan VR9)," ujar Yannes.
Mobil Esemka Bima yang merupakan mobil niaga sudah ada yang memesan. Mereka yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di sejumlah provinsi di Indonesia.
"Yang saya tahu dari provinsi Bengkulu dan Kalimantan, sudah pesan beberapa, ada 60 unit," ujar Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi), Budiman Sujatmiko, kepada para wartawan di acara peluncuran mobil dan peresmian fasilitas produksi Esemka di PT Solo Manufaktur Kreasi, Demangan, Sambi, Boyolali.
Budiman menyebutkan, Desa melalui BUMDes siap membeli mobil produksi PT Solo Manufaktur Kreasi yang berlokasi di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Boyolali. Mobil niaga tersebut dinilai cocok untuk mobilisasi perekonomian di desa-desa. Untuk mengangkut hasil pertanian di desa.
"Kami kebetulan diajak berbicara juga oleh Kepala Desa - Kepala Desa, BUMDes, menimbang bahwa kualifikasi mobil ini sangat banyak dibutuhkan untuk angkutan desa dan antar desa, maka kita sudah dapat informasi dari teman-teman Kepala Desa di Bengkulu, Kaltim, BUMDes-BUMDes-nya, sudah siap membeli mobil ini," jelasnya.
Menurut dia, memproduksi mobil di Indonesia tantangannya bukan pada produksinya. Tetapi soal pemasarannya.
"Untuk pemasaran butuh kepercayaan dari konsumen, percaya nggak. Desa di beberapa provinsi siap mempercayai ini (mobil Esemka Bima), siap membelinya," katanya.
Lebih lanjut Budiman yang juga Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia itu berharap nantinya desa tak hanya menjadi pasar mobil ini. Namun juga bisa berinvestasi ikut memproduksi komponen-komponen onderdil yang dibutuhkan mobil tersebut.
"Kita bisa dorong BUMDes untuk mengembangkan, memproduksi beberapa komponen. Seperti di Cina beberapa mobil, motor nasional Cina, juga beberapa komponennya dibangun oleh industri rumah tangga atau industri di desa. Nah kita ingin industri desa di Indonesia juga ikut terlibat dalam gerakan membangun industri mobil desa ini. Sumber dayanya ada, modalnya ada, jadi desa siap saja berinvestasi," tandas Budiman Sujatmiko.
Lebih dari itu, diharapkan suatu saat desa ikut berinvestasi dan kemudian mengembangkan agar mobil ini sesuai dengan standar teknologi tang dibutuhkan saat ini, sehingga bisa bersaing dengan produk mobil lainnya.
"Tapi itu nanti. Ini jalan dulu saja. Desa siap menyambutnya, baik sebagai konsumen terutama untuk mobil niaganya," pungkasnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berminat dengan Esemka. Tapi, ia lebih menginginkan Esemka dalam bentuk SUV. Melalui laman instagram pribadinya, ia mengaku tengah menanti rilis kendaraan penumpang Esemka model Sport Utility Vehicle (SUV).
"Saya sih tidak sabar menunggu produk terbaru yang non niaga, seperti SUV dan produk lain. Saya pengen cepat beli, dan merasakan mobil hasil karya anak bangsa," tulisnya, seperti dilihat detikcom, Senin (9/9/2019).
Tak hanya itu ia mengaku siap memakainya untuk mobil dinas sebagai wujud dukungan terhadap karya anak bangsa. "Mungkin bisa jadi mobil dinas gubernur dan bupati walikota di Jateng," sambungnya.
Saat peresmian pabrik di Boyolali, Jawa Tengah kedapatan tiga mobil Esemka, SUV bongsor. Ketiga mobil tersebut merupakan SUV bongsor yang memiliki nama Garuda 1, Rajawali, dan Moose. Sayangnya tak ada informasi lebih detil terkait ketiga SUV ini.
Ketiga nama mobil pun diketahui dari emblem yang menempel di bagian belakang mobil.
Seperti yang diketahui mobil pertama yang dijual Esemka adalah jenis kendaraan niaga pikap bernama Esemka Bima. Esemka Bima ditawarkan dengan pilihan mesin 1.200 cc dan 1.300 cc.
Sembari menunggu produk SUV tersebut, Ganjar mengatakan bahwa mobil niaga yang sudah diproduksi Esemka saat ini juga harus didorong untuk membantu program pemberdayaan petani, nelayan dan pelaku usaha kecil menengah (UKM).
"Kami akan mulai dengan menjadikan mobil niaga Esemka ini untuk kepentingan bantuan kita kepada kelompok tani, nelayan dan pelaku UKM. Langkah-langkah ini penting dilakukan sebagai upaya menjadikan Esemka sebagai mobil nasional," kata Ganjar.
Pertama kali dikembangkan sejak tahun 2007, mobil Esemka meluncur dan diproduksi secara massal 12 tahun setelahnya. Ada beberapa mobil Esemka yang dikembangkan, namun nyatanya PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) sebagai produsen mobil buatan Boyolali itu justru memilih mobil pick-up untuk diluncurkan di pasar Indonesia.
Jika melihat ke belakang, sudah ada beberapa model mobil Esemka yang pernah dipajang mulai dari SUV, hatchback, hingga pick-up double cabin pun tersedia. Yang cukup akrab di tengah masyarakat Indonesia adalah SUV Esemka Rajawali.
Sebab, Esemka Rajawali sempat digunakan sebagai kendaraan dinas Joko Widodo ketika menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Dalam catatan detikcom, sebenarnya selain Rajawali ada juga model mobil Esemka lain yang pernah dipamerkan seperti Esemka Rosa Van, Esemka Digdaya, Esemka Zhangaro Pick-up, dan Esemka Hatchback.
Namun ketika masuk jalur produksi tak model mobil tersebut justru tak ada. Hingga munculah pick-up Esemka Bima dalam peluncuran perdana pabrik PT SMK di Desa Demangan, Boyolali. Secara bentuk, Bima berbeda dengan pick-up Esemka Zhangaro yang sebelumnya pernah dipajang.
Tapi tidak dengan Rajawali. Hingga pabrik Esemka diresmikan pada Jumat (6/9/2019), SUV Rajawali turut dipajang di sana. Kemudian ada dua SUV lain menemani yakni Garuda 1 dan Moose. Sayangnya belum diketahui kapan Esemka model lain bakal diluncurkan.
Yang jelas Presiden Direktur PT SMK Eddy Wirajaya telah menyebut pihaknya masih akan fokus dalam pengembangan kendaraan niaga. Hal itu dilakukan PT SMK demi menghadapi ketatnya persaingan di industri otomotif Tanah Air.
"Fokus utama niaga, dilihat dari size kargonya, serta mesin 1.2 liter dan 1.3 liter bensin. Kenapa tidak Digdaya? Dalam manajemen kami punya keputusan internal, akhirnya kami masuk ke ekonomi menengah. Kalau Digdaya di atasnya," kata Eddy.
"Lalu kenapa bukan SUV yang diperkenalkan lebih dahulu padahal sudah uji tipe lebih dahulu? Ini kan sebuah prototipe kemungkinan ke depannya kita akan memproduksinya. Kami sekarang memfokuskan pada pikap dan saat kita siap akan meluncurkan model lain akan kami putuskan," tambahnya.
Banyak yang beranggapan bahwa mobil pikap Esemka Bima hanya mengganti logo mobil China. Hal ini lantaran desain pick-up perdana Esemka mirip dengan mobil China bernama Changan MD021.
Kendati demikian Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Eddy Wirajaya, mengatakan hal itu tidaklah benar. Karena Esemka benar-benar ingin serius bermain di industri otomotif Indonesia.
"Cuma ganti emblem dari mobil China? Lalu buat apa kami kerja sama dengan para supplier, buat apa kami kerja sama. Kami bekerja sama dengan mereka, seperti ban, pelek, knalpot, sasis kargo," kata Eddy beberapa waktu lalu kepada detikcom.
Eddy kembali menegaskan Esemka tidak main-main di Indonesia. "Kalau kita ganti emblem, ngapain kita bangun insfrastruktur ini (mendirikan pabrik-Red)," ucap Eddy.
Sebelumnya juga disebutkan bahwa mobil Esemka bekerja sama dengan pemasok komponen perusahaan lokal yang ada di Indonesia. Hal ini disampaikan saat gelaran "Industri Pameran Otomotif" yang dihelat pada 13 - 14 Agustus 2019, di Kantor Kemenperin, Jakarta Selatan.
Berikut beberapa komponen yang digunakan BIMA Esemka
- PT INKA: Tangki BBM, Chassis
- PT IMS + PT. Santoso Cipta Dian Prima: Grill
- PT. Armada Indah Agung Glass: Kaca Depan, Samping Kiri, dan Kanan, dan Kaca Belakang
- PT Nippres Energi Otomotif: Accu
- PT Selamat Sempurna: Fuel Filter dan Oil Filter
- PT Duta Nichrindo Pratama: Air Filter
- PT Bando Indonesia: Belt
- PT Gajah Tunggal: Ban
- Inkoasku: Velg
- ABC Bawen Karoseri: Jok
- PT Inka + ABC Bawen Karoseri: Bak/Kargo
- PT Karya Catur Manunggal: Knalpot
- PT Yogya Presisi Tekuitama Industri: Emblem
- Pertamina: Pelumas
- PT. Fuller Autoparts Indonesia: Alternater Assy & Starter Assy
- PT Indospring: Per Daun
- PT Tokyo Radiator Selamat Sempurna: Radiator
- PT Anugrah Berkat Cahya Abadi & PT Dana Paint Indonesia: Cat
- Prasindo: Brake Shoes
- UD Adi Surya Gemilang: Engine Mounting
- Koperasi Batur Jaya: Drum Brake
- PT Samudera Luas Paramacitra: Per Daun dan Shockbreaker
- PT Usra Tampi: Dash Board & Steer Wheel
- PT Cikarang Perkasa: Blok Mesin dan Blok Transmisi
- PT Dasa Windu Agung: Head Lining
- Nggawangga Mitra Mulia: Ferro Casting.
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah