Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melihat ucapan yang terlontar lebih ke program yang dicanangkan pemerintah, yakni kendaraan green fuel atau setara B100.
Baca juga: Bahan Bakar B100 Bukan Solusi Tepat |
"Kalau B100, sebenarnya nanti bukan B100 (seperti B20), ada-lah nanti, silahkan tanya ke pemerintah, saya belum berani bicara dulu," ucap Ketua Umum GAIKINDO, Yohanes Nangoi usai konferensi pers GIIAS di Kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (26/02/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat disinggung seberapa jauh kelayakan terhadap kendaraan. Nangoi mengatakan belum mengetahui bagaimana detail dan spesifikasinya.
"Belum dilaksanakan uji cobanya. Kami baru mendengar, mudah-mudahan," ujarnya.
Lebih lanjut Mantan Presiden Direktur Isuzu Astra Motor ini mengatakan bagi pelaku industri otomotif jika membangun mesin baru dengan bahan bakar yang sesuai regulasi pemerintah akan membutuhkan investasi yang sangat besar.
"Kalau kami buat mobil khusus dengan bahan bakar khusus maka sangat mahal," ujar Nangoi.
Namun, jika memanfaatkan teknologi kendaraan yang sudah ada dengan mendorong penggunaan bahan bakar yang dibuat sesuai maka tidak menjadi masalah.
Nangoi mencontohkan penerapan B20 tidak membuat pabrikan untuk membuat mesin baru tetapi memanfaatkan kendaraan yang sudah ada.
Baca juga: Dampak Biodiesel untuk Kendaraan |
"Tapi kalau mobil yang jalan saat ini diberikan solusi, contohnya seperti Anda biasa minumnya coca cola terus dikasih minuman yang lain bir, Anda tidak mau dan nggak bisa, tetapi coca cola kemudian diganti pepsi cola, itu tidak masalah," tutur Nangoi.
"Nah kalau mobil biasa pakai solar kemudian diganti B20 dan ternyata setelah kita lihat tidak ada dampaknya silahkan aja," tambah Nangoi.
Tonton juga video Bakal Hapus Impor BBM, Prabowo-Sandi Siapkan Bioenergi:
(riar/dry)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah