Indonesia Tidak Bisa Sembarangan Ekspor Mobil

Indonesia Tidak Bisa Sembarangan Ekspor Mobil

Luthfi Anshori - detikOto
Sabtu, 26 Jan 2019 13:25 WIB
Eksport mobil Foto: Pradita Utama
Jakarta - Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri, mobil-mobil yang diproduksi di Indonesia juga dikirim ke luar negeri. Sebut saja seperti Toyota Rush, Innova, Avanza, Mitsubishi Xpander, dan Suzuki AVP, yang diekspor secara utuh (CBU) ke sejumlah negara Asia, termasuk Asia Tenggara.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), di tahun 2018, Indonesia berhasil mengapalkan 264.553 unit mobil ke luar negeri. Angka tersebut naik 14,4 persen dari tahun 2017 lalu. Di tahun 2017, Indonesia mengekspor 231.169 mobil.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana dengan target ekspor mobil di 2019? Dijelaskan Ketua I Gaikindo, Jongkie D Sugiarto, ekspor mobil sulit diberi target karena industri mobil di Indonesia masih sangat bergantung dengan kebijakan prinsipal.

"Ekspor itu susah ditarget karena kita sangat tergantung sama prinsipal. Jadi nggak bisa (APM) yang di Indonesia menentukan sendiri," kata Jongkie, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (24/1/2019).

Selain bergantung kebijakan prinsipal, menurut Jongkie line-up mobil global yang saat ini diproduksi di Indonesia, saat ini pilihannya masih sedikit.



"Karena memang produknya hanya MPV, ya itulah yang diekspor. Maka itu kami selalu bilang, Indonesia jangan hanya produk MPV saja, tapi juga SUV, Pikap, bahkan sedan, supaya pilihannya banyak," lanjut Jongkie.

Gaikindo pun mendukung usulan harmonisasi tarif yang digagas Kementerian Perindustrian, karena hal ini bisa membuat volume penjualan mobil di Indonesia meningkat, dan membuat prinsipal mobil melirik Indonesia sebagai basis produksi global.

"Rencana jangka panjang dengan harmonisasi tarif bisa membuat volume pasar untuk jenis-jenis mobil lain. Kalau volume ini meningkat, prinsipal akan melirik produk mobil tersebut agar bisa diproduksi di Indonesia. Kalau sudah dibikin di Indonesia, mereka pasti mikir mobil tersebut bisa diekspor," lanjut Jongkie.

Tak hanya line up produk global yang ditambah, Jongkie juga menekankan pentingnya membangun infrastruktur untuk memperlancar proses distribusi. "Infrastruktur seperti pelabuhan dan lainnya harus bagus, supaya distribusi lancar. Nggak ada hambatan," terang Jongkie.

Meski tidak punya target khusus, tahun ini Gaikindo tetap berharap bisa menjual lebih dari 300.000 mobil ke pasar luar negeri.

"Mestinya tahun ini ekspor bisa lebih dari 300 ribu ya. Tahun 2018 lalu kan 264 ribuan," pungkas Jongkie. (lua/lth)

Hide Ads