Mobil listrik memiliki potensi penjualan melesat lebih jauh di Indonesia. Apalagi jika melihat profil konsumennya, Indonesia diuntungkan karena memiliki bonus demografi.
Badan Pusat Statistik mencatat pada 2021 Indonesia memiliki 272,7 juta jiwa. Di mana komposisi mayoritas berasal dari penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 69,3% dari total penduduk atau sekitar 188,9 juta jiwa. Gen Z (kelahiran 1997-2012) dan Milenial (kelahiran 1981-1996) adalah dua generasi paling dominan saat ini.
Dua generasi itu juga tidak sulit untuk menerima teknologi baru. Berdasarkan Survei Deloitte pada 2023 yang melibatkan Gen Z dan Milenial dari 44 negara, sebanyak 44 persen Milenial dan Gen Z berencana membeli electric vehicles (EV).
Hal senada juga tercermin saat diskusi detikcom Leaders Forum dengan tema "Masa Depan Kendaraan Listrik Indonesia". Pengamat otomotif Yannes Pasaribu mengungkapkan, mayoritas mobil listrik yang dijual saat ini sudah dibekali fitur-fitur canggih. Generasi Milenial, Gen Z, dan generasi setelahnya, secara natural mahir dan nyaman menggunakan teknologi digital yang terkini untuk berbagai aktivitas.
"Generasi milenial, Gen Z ini, terutama Z itu digital native, electric vehicles itu mewakili needs," kata Yannes saat memberikan paparan di Jakarta Selatan, Kamis (13/11/2025).
"Hampir 90 juta generasi muda yang dalam 15 tahun ke depan, itu yang akan mendorong ekonomi Indonesia. Generasi muda needs-nya bicara experience, dan EV bisa menjawab," jelas dia.
Peran pelaku industri internasional seperti VinFast, yang kini turut berinvestasi di Indonesia, juga menjadi sorotan penting dalam mendorong percepatan adopsi kendaraan listrik. CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto juga melihat tren pertumbuhan EV di Indonesia bakal semakin pesat.
"Pertumbuhan di Indonesia sangat menjanjikan karena mobil listrik baru hadir di Indonesia baru 2020, saat itu baru 125 unit satu tahun. Tapi berkembang pesat terus, tahun lalu itu full year kontribusi mobil listrik di Indonesia kurang lebih 4,9 persen," ujar Kariyanto.
"Tahun ini kalau kita bicara total industri volume turun kurang lebih 10,9 persen. Tapi di tengah penurunan itu, kontribusi mobil listrik atau pertumbuhan mobil listrik tumbuh 112 persen, year on year, Januari-Oktober."
"Itu menunjukkan potensi mobil listrik berkembang pesat. Kami memprediksi mungkin sampai akhir tahun bisa tutup 14-15 persen. Kami yakin bisa lebih tinggi lagi," kata Kariyanto lagi.
Potensi ini menegaskan modal kuat Indonesia untuk mendorong hilirisasi nikel sebagai bahan baku utama baterai EV. Tidak hanya dari sisi sumber daya, adopsi kendaraan listrik di Indonesia juga terus tumbuh.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat populasi kendaraan listrik melonjak 78 persen menjadi 207 ribu unit pada 2024, naik signifikan dari 116 ribu unit pada 2023. Pertumbuhan ini menunjukkan meningkatnya minat masyarakat sekaligus kesiapan industri dan infrastruktur pendukung.
Simak Video "Video: Perusahaan Penyedot Debu asal China Ini Bakal Memproduksi Supercar"
(riar/lua)