Sewa Taksi Terbang buat Orang Tajir, PIK ke Senayan Bebas Macet

Sewa Taksi Terbang buat Orang Tajir, PIK ke Senayan Bebas Macet

Ridwan Arifin - detikOto
Jumat, 27 Jun 2025 18:45 WIB
Penumpang berada di dalam taksi udara saat uji terbang berpenumpang EHang 216 S di PIK 2, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (25/6/2025).Kendaraan taksi udara tanpa awak kemudi dengan tenaga baterai listrik tersebut mampu menempuh jarak terbang hingga 30 kilometer, waktu terbang 18-25 menit serta kecepatan maksimal mencapai 130 km/jam dan regulasi pengoperasiannya sedang dalam proses penerbitan oleh Kementerian Perhubungan agar dapat terbang legal di Indonesia. ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/agr
Taksi terbang EHang 216 Foto: ANTARA FOTO/Putra M. Akbar
Jakarta -

Taksi terbang EHang 216 S terbang perdana di langit Indonesia. Kendaraan ini digadang-gadang menjadi solusi transportasi jangka pendek.

Rudy Salim, Executive Chairman dari Prestige Aviation mencontohkan pejalananan Ehang ini bisa hanya bisa dilakukan dalam kota. Misalnya dari kawasan elit Pantai Indah Kapuk ke Plaza Senayan.

"Artinya memang bukan buat antar kota. Bukan buat Jakarta Bandung, bukan Jakarta (ke) Bogor. Buat dari Pantai Indah Kapuk ke Plaza Senayan, Senayan ke Pondok Indah. Pondok Indah ke mana? Jakarta Barat, dari Jakarta Barat ke Jakarta Timur," kata dia di Phantom Ground Park PIK 2, Kab. Tangerang, Banten, Rabu (25/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Buat di dalam kota, bukan antar kota. Memang transportasi dalam kota," jelasnya.

EHang 216 S mengandalkan tenaga listrik dan tidak membutuhkan pilot karena sistemnya otonom. Rudy menambahkan ekosistem pendukung seperti landing pad, charging station, atau bahkan battery swapping area juga sedang dirancang agar operasional lebih efisien.

ADVERTISEMENT

Saat ini Prestige Aviation berencana untuk membuat ekosistem EHang 216 S terlebih dahulu.

"Nanti ke depannya mungkin kita akan taruh beberapa landing area, landing pad, lalu nge-charge landing page atau switch baterai, dan sebagainya, masih kita pikirkan untuk ekosistem ke depannya," kata Rudy.

Rudy menjelaskan EHang 216 S mampu terbang sejauh maksimal 30 km dalam satu kali pengisian daya, dengan durasi penerbangan sekitar 25-30 menit. Oleh karena itu, konsep transportasi udara ini memang disiapkan untuk rute-rute pendek dalam kota, bukan antarkota.

Biaya satu kali penerbangan EHang 216 S diperkirakan hanya sekitar Rp 500 ribu. Sebagai pembanding, untuk durasi terbang yang sama menggunakan penyewaan helikopter, biayanya bisa menyentuh puluhan juta rupiah.

"Sekali nge-charge, dia kan pakai baterai. Kurang lebih 500 ribu. Jadi kalau pakai helikopter 30 menit mungkin 50 juta. Misalnya ya, kemana gitu Rp 50 juta 30 menit. Kalau pakai EHang ini cuman 500 ribu. Jadi murah sekali dan ini memang menjadi urban mobility transportation," tambah dia.




(riar/lua)

Hide Ads