Meluncur Sejak Awal Tahun, Ini Alasan Mobil BYD Baru Dikirim Juni

Meluncur Sejak Awal Tahun, Ini Alasan Mobil BYD Baru Dikirim Juni

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 21 Jun 2024 18:05 WIB
Mobil Listrik BYD Tiba di Indonesia
Mobil Listrik BYD Tiba di Indonesia. (Foto: Dok. BYD)
Jakarta - BYD sudah memperkenalkan mobil listriknya di Indonesia sejak Januari 2024 dan mengumumkan harga resminya sebulan kemudian. Namun, baru bulan keenam tahun ini mobil listrik BYD dikirim ke konsumen. Apa alasannya sampai harus menunggu selama itu?

Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao mengatakan ada beberapa alasan mengapa mobil listrik BYD baru dikirim hari ini. Salah satunya karena mengimpor mobil listrik berbeda dengan mobil jenis lainnya.

"Kami katakan kesulitan importasi adalah karena ini adalah karena ini impor CBU mobil listrik. Kami menghadapi banyak hal, termasuk mekanisme investasi dan beberapa proses yang berbeda dengan impor normal lainnya. Jadi ini adalah alasan utama kami," kata Eagle di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (21/6/2024).

"Dalam hal importasi, ada banyak faktor yang harus kami pertimbangkan. Permintaan dari pasar, bahkan mungkin adanya model baru nantinya, dan juga mungkin kami akan memiliki sub-brand untuk datang ke Indonesia. Jadi ada banyak faktornya yang mempengaruhi dalam importasi," sebut Eagle.

Meski begitu, Eagle menghargai konsumen yang telah bersabar menunggu kedatangan mobil listrik BYD yang telah dipesannya.

"Kami sangat senang akhirnya bisa mengirimkan seluruh unit secara bertahap kepada seluruh pelanggan setia kami," kata Eagle.

"Kami meminta maaf sekali dan kami menghargai waktu Anda dalam menunggu mobil kami tiba," sambungnya.

Untuk saat ini, pengiriman mobil BYD dari pabriknya di China ke Indonesia baru sebanyak 1.500 unit untuk model BYD Seal, BYD Atto 3 dan BYD Dolphin. Namun, Eagle belum bisa membeberkan jumlah pengiriman dari masing-masing model BYD itu ke Indonesia.

Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan ada sejumlah proses administrasi yang baru saja diselesaikan antara pemerintah dengan BYD. Karena itulah, sebelumnya impor produk belum dapat dilakukan.

"Kemarin kalau tidak salah ya saya baru menandatangani rekomendasi perizinan untuk impor. Karena kan sebelum dia melakukan impor, kan dia harus mempresentasikan terhadap berapa nilai investasi, kapasitas produksi, dan berapa lama dia melakukan investasinya," kata Bahlil dikutip detikFinance.

Bahlil menjelaskan, pihaknya memberikan izin rekomendasi impor berdasarkan pada progress realisasi investasinya. Oleh karena itu, untuk tahap awalannya ini pihaknya baru memberi izin impor mobil listrik secara utuh atau completely built up (CBU) 20% dari kapasitas produksi.

Adapun kapasitas produksi pabrik BYD terhitung sebesar 150 ribu unit per tahun. Dengan demikian, jumlah produk yang bisa diimpor mencapai 15-30 ribu per tahun.

"Jadi sekarang kita kasih dulu kurang lebih sekitar 10-20% dari total kapasitas produksinya, saya lupa. Tapi saya sudah tanda tangani (perizinannya)," lanjut dia.


(rgr/dry)

Hide Ads