Pelajaran dari Insiden Xpander Tabrak Porsche di Showroom Mobil Mewah

Foto: Penampakan Porsche remuk usai ditabrak mobil Xpander di showroom PIK 2 Kota Tangerang. (dok. Istimewa)

Jakarta -

Pengemudi Xpander yang menabrak Porsche di showroom mobil mewah diduga dalam pengaruh alkohol. Ini pelajaran dari insiden tersebut.

Insiden Xpander menabrak Porsche di sebuah showroom mobil mewah tengah dalam penanganan polisi. Pengemudi Xpander itu di bawah pengaruh alkohol dan dalam kondisi mabuk.

"Pada saat keluar rumah membawa mobil dalam pengaruh miras dan pada saat melewati jalan di depan showroom tidak bisa mengendalikan mobil sehingga menabrak bangunan showroom," terang Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho dikutip detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zain lebih lanjut menjelaskan akibat kejadian itu, panel besi kaca depan showroom rusak. Hingga akhirnya Porsche yang berada di depan kaca ikut terhantam Xpander.

"Mitsubishi Xpander yang dikemudikan JS menabrak bagian gedung showroom bagian depan yang akibatkan panel besi kaca depan patah dan kaca pecah, dan menabrak mobil Porsche yang sedang terparkir dalam showroom," kata Zain.

Dari insiden itu, ada satu pelajaran penting yang bisa dipetik. Mengemudi dalam kondisi mabuk sangat membahayakan. Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menjelaskan mereka yang berada di bawah pengaruh alkohol seperti dalam kondisi mimpi. Padahal ketika berkendara membutuhkan fokus dan konsentrasi tinggi.

"Jangankan mengemudi aktivitas sekecil apa pun tidak dapat dilakukan dengan normal. Ketika dalam kondisi mabuk dan mengemudi maka kendaraan tersebut dikuasai oleh orang yang berbahaya, arah, kecepatan kendaraan tidak jelas, kecelakaannya hanya tunggu waktu," ungkap Sony saat dihubungi detikOto, Jumat (15/3/2024).

Terkait insiden yang melibatkan Xpander dan Porsche, bila mengalami kejadian serupa, Sony menyarankan agar menjauh. Kata Sony, orang dalam kondisi mabuk bisa melakukan tindakan yang tidak terduga.

"Tindakan pencegahan supaya tidak lebih parah atau menimbulkan kerugian lebih besar itu perlu, tetapi ditangani orang yang lebih berkompeten misalnya polisi, sekuriti, dan lain-lain," tambahnya lagi.