Jangan Asal Nyelonong! Begini Etika di Persimpangan Jalan

Jangan Asal Nyelonong! Begini Etika di Persimpangan Jalan

Dina Rayanti - detikOto
Minggu, 09 Jun 2024 07:05 WIB
Lubang di perempatan Jalan Dalem Kaum-Lengkong Besar, Bandung.
Ilustrasi persimpangan jalan. Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar
Jakarta -

Melintas di persimpangan jalan yang tak dilengkapi dengan lampu lalu lintas nggak bisa asal nyelonong. Begini etikanya.

Melintas di persimpangan jalan ada etikanya. Kamu harus tahu, siapa yang harus didahulukan ketika melintas di persimpangan, khususnya bila tak dilengkapi dengan lampu lalu lintas.

Saat melintas di persimpangan jalan tanpa lampu lalu lintas, ada beberapa kendaraan yang wajib didahulukan sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Siapa saja kendaraan itu?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kendaraan yang datang dari arah depan dan/atau dari arah cabang persimpangan yang lain, jika hal itu dinyatakan dengan rambu lalu lintas atau marka jalan
2. Kendaraan dari jalan utama jika pengemudi tersebut datang dari cabang persimpangan yang lebih kecil atau dari pekarangan yang berbatasan dengan jalan
3. Kendaraan yang datang dari arah cabang persimpangan sebelah kiri jika cabang persimpangan 4 atau lebih sama besar
4. Kendaraan yang datang dari arah cabang persimpangan yang lurus pada persimpangan tiga tegak lurus.

Dari sisi keselamatan berkendara, saat melintas di persimpangan ada baiknya mengurangi kecepatan kendaraan. Kamu juga bisa mengecek situasi sekitar dari spion kendaraan.

ADVERTISEMENT

Gerakkan kepala ke kanan-kiri dan ke kanan lagi saat mendeteksi persimpangan. Hal itu penting untuk mengamati pergerakan kendaraan lain di setiap sisi. Jika sudah aman dan melewati persimpangan, perlahan tambah kecepatan.

"Pengguna kendaraan di Indonesia seringkali lalai melakukan gerakan aman saat menghadapi persimpangan, alih-alih mengurangi kecepatan justru menambah kecepatan, ini yang berbahaya. Jadi selalu kurangi kecepatan saat akan menghadapi persimpangan agar kita punya waktu untuk bereaksi saat menghadapi situasi sulit," ungkap Trainer and Program Development GDDC Andry Berlianto beberapa waktu lalu.




(dry/rgr)

Hide Ads