Kendaraan Harusnya Isi Pertalite Malah Diisi Solar, Ini Dampak Buruknya ke Mesin

Kendaraan Harusnya Isi Pertalite Malah Diisi Solar, Ini Dampak Buruknya ke Mesin

Dina Rayanti - detikOto
Selasa, 27 Feb 2024 14:35 WIB
LCGC tak isi bensin beroktan 92
Ilustrasi mengisi BBM. Foto: Ridwan Arifin
Jakarta -

Sejumlah kendaraan dilaporkan mogok usai salah isi BBM. Kendaraan bensin yang harusnya mengisi Pertalite malah diisi BBM Solar. Ini dampaknya ke mesin.

Kesalahan mengisi BBM dialami sejumlah kendaraan di SPBU 14203180 Jalan Pertahanan, Kecamatan Patumbak, Sumatera Utara. Kendaraan yang tengah mengantre isi Pertalite justru di dalam tangkinya terisi solar. Sebaliknya, truk yang tengah antre Solar justru diisi Pertalite ke dalam tangki.

Kesalahan itu terjadi lantaran petugas SPBU keliru memasukkan BBM ke tangki yang tak seharusnya. Tangki yang harusnya diisi Pertalite justru diisi solar. Begitu pula dengan tangki yang berisi solar justru diisi Pertalite.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Petugas bongkar BBM mengarahkan mobil tangki untuk produk Pertalite ke tangki pendam yang bukan peruntukannya. Sehingga tangki pendam jenis Pertalite terisi bukan oleh produk seharusnya," terang Area Manager Communication Relation & CSR Pertamina Sumbagut Susanto August Satria dikutip detikSumut.

Manager SPBU 14203180 Eslida Saragih menjelaskan ada 26 kendaraan yang melapor kepada pihaknya, karena mengalami kerusakan usai mengisi BBM di SPBU itu. Sebanyak 26 kendaraan itu terdiri dari mobil, sepeda motor dan yang lainnya.

ADVERTISEMENT

"26 (kendaraan), mobil sedikit, kereta (sepeda motor) yang ada. Mobil ada tiga, selainnya kereta-kereta (sepeda motor)," jelasnya.

Terkait hal itu, SPBU juga bertanggung jawab untuk membayar biaya kerusakan yang dialami oleh para pengendara. Diakui Eslida, pihaknya telah memanggil teknisi dan menguras tangki sekaligus mengganti isi BBM di dalamnya.

Salah mengisi BBM memang bisa berdampak fatal pada kendaraan. Dikutip laman Auto2000, bila kendaraan salah mengisi BBM ada baiknya tidak menyalakan mesin lebih dulu. Bila mesin terlanjur dinyalakan, langsung matikan.

Usahakan untuk menguras tangki sekaligus cek apakah ada komponen yang rusak dan segera lakukan servis. Perlu diketahui ketika mobil bensin diisi dengan solar sudah pasti akan sulit dihidupkan. Solar membutuhkan kompresi tinggi untuk memicu ledakan di ruang bakar.

Selain itu, tekanan pompa bensin yang lebih rendah ketimbang mesin diesel serta suhu percikan api busi yang tidak sesuai titik nyala solar belum cukup untuk memicu ledakan. Maka dari itu, mesin bensin yang diisi dengan solar bakal sulit dihidupkan. Kalaupun bisa, umumnya karena masih tersisa bensin di tangki BBM mobil.

Perlu diingat, mesin diesel membutuhkan bahan bakar yang dapat terbakar sendiri karena hanya mengandalkan kompresi mesin yang tinggi. Sementara itu, bahan bakar untuk mesin bensin membutuhkan busi untuk membakarnya. Hal yang sama juga terjadi jika mesin mobil diesel diisi dengan bahan bakar bensin. Alhasil, dapur pacu diesel dapat dinyalakan lantaran kompresi mesin dan suhu yang tinggi di dalam ruang bakar sanggup membakar bensin.

Masalah ini dapat timbul karena pembakaran tidak dapat diatur sesuai kebutuhan mesin sehingga mengakibatkan kehilangan tenaga, knocking alias ngelitik, serta membuat komponen mesin rusak bahkan jebol dan berujung harus turun mesin.




(dry/rgr)

Hide Ads