Gibran Singgung RI Punya Nikel Terbesar hingga Mau Geber Bioetanol Cs

Gibran Singgung RI Punya Nikel Terbesar hingga Mau Geber Bioetanol Cs

Ridwan Arifin - detikOto
Senin, 22 Jan 2024 13:33 WIB
Debat keempat Pilpres 2024 selesai digelar. Sebelum ditutup ketiga cawapres menyampaikan pesan penutup.
Gibran Rakabuming Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Calon wakil presiden nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan visi terkait transisi energi. Gibran akan melanjutkan program hilirisasi nikel hingga penggunaan bahan bakar nabati.

Pertama, Gibran akan melanjutkan program hilirisasi yang sudah digodok pemerintahan Presiden Jokowi. Indonesia tak lagi mengekspor bahan mentah seperti nikel ke luar negeri. Indonesia diharapkan bisa mengolah nikel, sehingga saat diekspor nilainya akan bertambah besar.

"Indonesia ini negara besar, kita harus bersyukur Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat kaya, di antaranya kita punya cadangan nikel terbesar di dunia, timah terbesar nomor dua, oleh karena itu program hilirisasi harus dilanjutkan dan diperluas cakupannya,"kata Gibran dalam pembukaan visi-misi di Debat Cawapres 2024 pada hari ini, Minggu (21/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui nikel merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan baterai yang umum dipakai pada motor dan mobil listrik. Tetapi, Gibran mengatakan program hilirisasi tak sebatas nikel dan tambang saja. Dia mengatakan hilirisasi juga dilakukan pada sektor digital, hilirisasi pertanian, dan sebagainya.

Sejatinya penggunaan bahan bakar yang lebih hijauh bukan hal yang baru, Gibran akan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dengan memakai energi yang lebih hijau.

ADVERTISEMENT

Dari sektor otomotif, Indonesia sedang menggunakan bahan bakar dengan energi terbarukan. Salah satunya menggunakan biodiesel.

Saat ini bioediesel di Indonesia sudah mencapai B35 sejak Februari 2023. Itu merupakan pencampuran biodiesel/FAME (Fatty Acid Methyl Ester) yang merupakan Bahan Bakar Nabati (BBN) berbasis crude palm oil (CPO) sebanyak 35% (B35) ke dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar.

Sedangkan pada Juli lalu, Pertamina resmi memasarkan bahan bakar baru yakni Pertamax Green 95. Bahan bakar ini menggunakan campuran antara Pertamax dengan bioetanol sebanyak 5%.

"Untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil, kita akan dorong kepada energi hijau seperti bioavtur, biodisel dan bioetanol," ujarnya.

Menurut Gibran, pemerintah sudah menjalankan program B35 dan B40. Potensi energi baru dan energi terbarukan juga luar biasa."Bisa mencakup 3.686 gigawatt yang meliputi energi surya, angin, air, bioenergi dan juga panas bumi, oleh karena itu kerja sama pentahelix wajib kita dorong," kata Gibran.




(riar/din)

Hide Ads