Ini Tantangan dan Solusi untuk Perbanyak Motor Listrik di Indonesia

M Luthfi Andika - detikOto
Sabtu, 16 Des 2023 20:38 WIB
Ilustrasi SPKLU Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Meski sudah diberi subsidi oleh pemerintah, rupanya penyerapan motor listrik di Indonesia belum bisa dikatakan sukses. Pertanyaan besar hadir, apa sih yang menjadi penyebab utamanya.

Dalam pemberitaan detikOto sebelumnya, di 30 hari jelang penghujung tahun 2023, penyaluran motor listrik subsidi baru 4.148 unit dari total kuota 184.656 unit sebagaimana tercantum dalam Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (SISAPIRa).

Berdasarkan riset REG (Renewal Energy Group (Global) Pte. Ltd.) dan anak perusahaannya Shenzhen Renewal Energy Co., Ltd. (Pusat Riset dan Pengembangan serta Rantai Pasok REG China), bersama dengan Itochu (China) Holding Co., Ltd dan PT Itochu Indonesia, ada beberapa tantangan mengapa motor listrik belum juga dilirik pengendara di Indonesia.

Dijelaskan dalam rilis resmi yang diterima detikOto, riset pertama dikatakan ada perbedaan dalam permintaan dan aplikasi kendaraan listrik roda dua antara pengguna Asia Tenggara dan pengguna Tiongkok yang seperti diketahui di negara panda tersebut motor listrik menjadi salah satu kendaraan favorit di sana.

Dijelaskan Neo, pendiri REG, di Tiongkok, kendaraan listrik roda dua sebagian besar menggunakan baterai asam timbal, dengan pengguna rata-rata menempuh 10 kilometer per hari dan kecepatan maksimum kurang dari 40 km/jam.

Jenis kendaraan yang dominan adalah sepeda listrik dan sepeda motor listrik ringan berkecepatan rendah yang ditenagai oleh baterai asam timbal.

Sedangkan di negara-negara Asia Tenggara, karena infrastruktur transportasi umum seperti bus dan kereta bawah tanah yang kurang berkembang dibandingkan dengan Tiongkok, pengguna rata-rata menempuh 40 kilometer per hari dengan kecepatan rata-rata 45 km/jam.

Pameran kendaraan listrik Inabuyer EV Expo 2023 digelar di SMESCO, Jakarta, Selasa (28/11/2023). Pameran menampilkan sepeda motor listrik, motor konversi, hingga teknologi dan inovasi terkini. Foto: Grandyos Zafna

Jenis kendaraan listrik roda dua utama di kawasan ini adalah sepeda motor listrik yang menggunakan baterai lithium, dengan performa mendekati sepeda motor bensin. Sepeda listrik yang ditenagai oleh baterai asam timbal di Asia Tenggara hanya memenuhi permintaan lokal untuk perjalanan jarak pendek.

Oleh karena itu, ini juga yang menjadi alasan utama mengapa perusahaan kendaraan listrik roda dua China belum mencapai pengembangan skala besar yang sukses di pasar Asia Tenggara.

Hal lain yang tidak menjadikan motor listrik menjadi populer di Indonesia dan negara Asia Tenggara menurut Neo diantaranya:

- Desain Produk yang Tidak Sesuai: Estetika dan desain ergonomis dari kendaraan listrik roda dua ini, yang semula ditujukan untuk konsumen Tiongkok, tidak selaras dengan selera dan kebutuhan pengguna Asia Tenggara.

- Performa Tidak Memadai: Banyak kendaraan listrik roda dua ini menggunakan baterai asam timbal dengan efisiensi pembuangan yang rendah, menyebabkan keterbatasan kecepatan dan daya tahan baterai yang tidak memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan Asia Tenggara. Kekurangan ini menghambat kemampuan perusahaan-perusahaan tersebut untuk masuk dan berkembang secara efektif di pasar Asia Tenggara, sehingga memerlukan desain produk dan spesifikasi performa yang lebih lokal.



Simak Video "Video: Diduga Korsleting, Motor di Jambi Terbakar di Jalan"

(lth/lth)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork