Musim Libur Tiba, Waspada Ribuan Perlintasan Kereta Api Tak Dijaga

Musim Libur Tiba, Waspada Ribuan Perlintasan Kereta Api Tak Dijaga

Ridwan Arifin - detikOto
Senin, 11 Des 2023 15:58 WIB
Perlintasan KA Bagelen, Purworejo, Minggu (12/11/2023).
Perlintasan kereta api Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng
Jakarta - Musim libur natal dan tahun baru bakal segera tiba. Menurut pengamat transportasi Djoko Setijowarno, kewaspadaan perlu ditingkatkan di perlintasan sebidang, terutama yang melintas di jalan desa.

Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan telah melakukan Survei Online Pergerakan Masyarakat pada Masa Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 rentang 26 Oktober - 2 November 2023. Hasilnya potensi pergerakan Nasional pada Nataru 2023/2024 sebesar 39,83 persen atau sebanyak 107,63 juta orang. Dari 39,83 persen yang bepergian ke luar kota, pilihan yang bepergian pada liburan natal 4,63 persen (12,50 juta).

Kemudian, pilihan bepergian pada Natal dan Tahun Baru 16,06 persen (43,39 juta), serta pergi pada Tahun baru 19,15 persen (51,74 juta). Melihat antusias warga yang hendak berpergian di musim liburan akhir tahun ini, Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat menyoroti soal keamanan perlintasan kereta api.

Djoko mengutip data PT Kereta Api Indonesia, jumlah perlintasan yang tidak dijaga masih ribuan titik. Rinciannya perlintasan sebidang berjumlah 3.693 lokasi yang terdiri dari perlintasan dijaga 1.598 lokasi (dijaga jalan jembatan 466 lokasi, dijaga operasi 490 lokasi, dijaga dinas perhubungan di 291 lokasi, dijaga oleh masyarakat 351 lokasi. Sementara perlintasan tidak dijaga sebanyak 2.095 lokasi, terdiri dari resmi tidak dijaga 1.132 lokasi dan liar 963 lokasi.

"Akhir-akhir ini banyak kejadian kecelakaan di perlintasan sebidang pada malam hari. Dan lokasi berada di perdesaan. Pelintasan sebidang banyak bermunculan seiring meluasnya kawasan permukiman ke desa-desa. Dan kehidupan sudah 24 jam, tidak bisa lagi pintu perlintasan dijaga hanya pada jam tertentu saja," kata Djoko dalam keterangan resminya, Senin (11/12/2023).

"Kalau malam tidak dijaga, sehingga pelintas kurang mengetahui, karena tidak mau memperhatikan keberadaan rambu dan marka. Sebaiknya perlintasan yang dijaga 24 jam, jika tidak ada penjaga sebaiknya jalur perlintasan sebidang itu ditutup dengan memasang palang penutup," tambah Djoko.

Masih dalam sumber data yang sama, selama rentang tahun 2018 hingga 19 November 2023 ada 1.934 kejadian kecelakaan di perlintasan sebidang. Sebanyak 1.667 kejadian (86,2 persen) diantaranya terjadi di perlintasan sebidang yang tidak dijaga. Sisanya, 267 kejadian (13,8 persen) di perlintasan sebidang yang terjaga.

Sementara korban jiwa selama kurun waktu tahun 2018 hingga 19 November 2023, jumlah korban sebanyak 1.409 jiwa. Jumlah korban meninggal dunia 502 jiwa (35,6 persen). Jumlah korban dengan luka berat 458 jiwa (32,5 persen) dan jumlah korban luka ringan 449 jiwa (31,9 persen). Dalam rentang waktu itu, jenis kendaraan yang terlibat kecelakaan sebanyak 1.934 kendaraan.

Djoko menyarankan supaya pengawasan perlintasan sebidang antara jalan rel dan jalan raya perlu ditingkatkan.

"Data dari PT KAI, terdapat 51 lokasi perlintasan sebidang yang melewati jalan desa. Perlintasan ini biasanya dijaga secara swadaya oleh masyarakat sekitar tidak 24 jam. Saat malam hari tidak dijaga dan rawan kecelakaan lalu lintas," kata Djoko.

"Kewaspadaan harus ditingkatkan di perlintasan sebidang antara jalan rel dan jalan raya, terutama di jalan desa dan malam hari. Dapat dilakukan kerjasama dan koordinasi dengan pemerintah desa," tambah dia.


(riar/din)

Hide Ads