Heboh Harga BBM Naik, Masyarakat Papua Pernah Beli Bensin Rp 100 Ribu Seliter

Luthfi Anshori - detikOto
Senin, 05 Sep 2022 13:24 WIB
Pemerintah resmi menaikkan harga BBM jenis Pertalite, Pertamax, dan Solar per 3 September 2022.Foto: Dok. Pertamina
Jakarta -

Ketua Institut Studi Transportasi (Instran), Darmaningtyas, setuju dengan kebijakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diberlakukan oleh pemerintah sejak 3 September 2022. Menurut Darmaningtyas, sudah seharusnya harga BBM dibuat mahal dan tidak perlu ada kehebohan saat pemerintah menaikkan harga BBM. Sebab di Papua saja harga BBM pernah tembus Rp 100 ribu per liter.

"Sebetulnya, kalau mau jujur, kenaikan harga Pertalite dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter, lalu harga solar subsidi dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp 12.500 jadi Rp 14.500 per liter, itu yang ribut hanya di Jawa saja," kata Darmaningtyas dalam keterangan yang diterima detikOto.

"Masyarakat di luar Jawa, terlebih di Kalimantan, Maluku, Papua, dan saudara-saudara kita yang ada di daerah kepulauan membayar harga BBM di atas Rp 10.000--itu sudah biasa. Bahkan sebelum ada kebijakan BBM satu harga, saudara-saudara di Papua bisa membayar bensin satu liter hingga Rp 80.000 (-Rp 100.000). Di Jawa, masyarakat sudah terlalu lama dimanjakan dengan harga BBM yang murah," sambung pria yang akrab disapa Tyas.

Dikutip dari CNBC Indonesia, pemerintah memberlakukan program 'Satu Harga Bahan Bakar Minyak' di sejumlah daerah untuk menghilangkan disparitas harga BBM antardaerah. Program ini mulai tancap gas pada 1 Januari 2017. Khusus untuk harga BBM di Papua yang pernah mencapai Rp 100 ribu per liter, kini sudah ada perubahan.

Mengutip situs resmi Pertamina, saat ini harga BBM di Papua tak jauh berbeda dengan harga BBM di Jawa. Pertamax misalnya, dijual Rp 14.850 per liter, lalu harga Pertalite Rp 10.000 per liter, dan harga Solar Rp 6.800 per liter.

Momentum Kembali ke Angkutan umum

Tyas mengatakan bahwa kenaikan harga BBM, baik bersubsidi maupun non subsidi per tanggal 3 September 2022 bisa menjadi momentum yang baik bagi kita semua, baik pemerintah maupun masyarakat untuk kembali ke angkutan umum dan kendaraan tidak bermotor.

"Selama ini masyarakat menggunakan kendaraan pribadi, selain angkutan umum di luar Jakarta memang jelek, juga naik kendaraan pribadi lebih murah, praktis dan fleksibel, sesuai jadwal yang dapat diatur sendiri. Namun dengan kenaikan harga BBM, apalagi kalau disertai dengan kenaikan tarif parkir di kota Jakarta dan kota-kota lain, diharapkan masyarakat akan mau menggunakan angkutan umum, karena naik angkutan umum bisa lebih murah dibandingkan kendaraan pribadi," katanya.

"Kuncinya, semua pimpinan daerah tingkat provinsi maupun kabupaten/kota mau membangun angkutan umum yang berkeselamatan, aman, nyaman, dan terjangkau," tukasnya.



Simak Video "Video: Persiapan Petinju Papua Geisler Jelang Lawan Daud Yordan"

(lua/din)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork