Sopir Truk Dulu Bawa Kernet, Kini Ajak Istri!

Sopir Truk Dulu Bawa Kernet, Kini Ajak Istri!

Tim detikcom - detikOto
Sabtu, 03 Sep 2022 07:17 WIB
Kisah dua Kartini Kernet dan Pemulung berjuang demi keluarga
Ilustrasi Foto: Cici Marlina Rahayu/detikcom
Jakarta -

Kecelakaan truk maut di Bekasi menjadi coretan kelam transportasi angkutan barang. Sopir diketahui mengemudikan truk tanpa seorang kernet.

Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan telah terjadi pergeseran dalam siklus sopir truk. Biasanya sopir akan ditemani kernet dalam sebuah perjalanan, namun belakangan pengemudi truk mengajak istri, atau bahkan menyetir sendiri. Alasannya supaya upah yang didapatkan cukup.

"Sopir truk sekarang itu tidak mampu lagi bayar kernet, kalau jalan-jalan bawa itu istrinya," kata Djoko kepada detikcom, Jumat (2/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lanjut Djoko, pengemudi truk yang membawa istrinya untuk berperan sebagai tukang masak, tukang cuci, tukang pijit dan tukang menghitung barang yang dimuat dan dibongkar.

Djoko menceritakan, dulu pengemudi truk identik dengan banyak istri atau pacar. Bahkan, jika terjadi persaingan antar pengemudi truk untuk mendapatkan wanita cantik di warung kopi, mereka berani berlomba memikat si wanita dengan berlomba-lomba berikan hadiah. Seperti memberi hadiah sepeda motor atau perhiasan adalah hal yang jamak bagi para pengemudi truk.

ADVERTISEMENT

"Saat ini, pengemudi truk jarang ada yang mau membawa kernet agar masih ada sisa uang yang bisa dibawa pulang untuk keluarganya," kata Djoko.

"Perilaku pengemudi truk yang dulu sering menghiasi warung remang-remang berubah menjadi sering membawa istrinya sekarang ini adalah bukan karena alasan pertobatan atau agamis. Namun lebih karena pengiritan, akibat tidak punya uang lagi," kata dia.

Djoko menilai dampak tanpa kernet, regenerasi pengemudi truk terhambat alias tidak ada. Biasanya sopir belajar mengemudi ketika dia menjadi kernet, menggantikan sopir yang lelah.

Selain mengakibatkan kaderisasi pengemudi truk jadi terhambat, banyaknya pengmudi truk yang tidak membawa pendamping atau kernet sama sekali juga menyebabkan tingginya angka kecelakaan tunggal.

"Sebab waktu dan tenaga yang mestinya sopir gunakan untuk istirahat terpaksa dia gunakan untuk melakukan pekerjaan kernet. Biasanya jika ada kernet, pengemudi bisa tidur saat bongkar dan muat barang. Namun tidak adanya kernet mengharuskan pengemudi harus melakukan penghitungan barang yang dibongkar dan dimuat. Mekanisme bongkar muat barang harus diperbaiki," terang dia.

Di sisi lain pengemudi truk juga harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menutup barang muatan. Selain itu, masih juga harus melakukan perawatan kendaraan, seperti pengecekan tekanan angin hingga bongkar dan pasang ban sendiri.

"Istirahat pengemudipun jadi tidak relaks benar. Pasalnya, jika tidurnya terlalu lelap, ketika bangun bisa hilang semua barang bawaannya. Sering juga ketika ada sopir yang tertidur terlalu lelap di rest area Jalan Tol, maka muatan truk akan digerayangi oleh pencuri yang berada di situ atau barang muatannya dilubangi dan diambil oleh begal truk. Sekarang malah yang lebih populer lagi adalah pencurian speedometer, accu, dinamo dan ban cadangan," beber Djoko.




(riar/lth)

Hide Ads