Bus umum yang ada di Indonesia kini wajib memenuhi standar keselamatan yang dibuat pemerintah. Setidaknya ada empat alat dan fitur yang bisa dipakai oleh penumpang ketika mengalami situasi darurat dan harus segera keluar dari bus secara cepat.
Standar keselamatan pada transportasi darat, khususnya bus, sebenarnya sudah termuat dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 10 tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan.
Pada lampiran I nomor 2 disebutkan: Fasilitas penyelamatan darurat dalam bahaya, dipasang di tempat yang mudah dicapai dilengkapi dengan keterangan tata cara penggunaan berbentuk stiker, dan paling sedikit meliputi:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
a. palu pemecah kaca;
b. tabung pemadam kebakaran; dan
c. tombol pembuka pintu otomatis.
Dikatakan Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan, secara umum bus-bus yang beroperasi di Indonesia setidaknya harus memiliki empat alat dan fitur keselamatan di bus.
"Pintu darurat (sebelah kanan), pemecah kaca, APAR (Alat Pemadam Api Ringan), dan juga emergency exit di bagian atas (atau atap) dengan ukuran yang tertentu," kata pria yang akrab disapa Sani dihubungi detikOto, Rabu (6/7/2022).
Meski alat dan fitur keselamatan di bus umum saat ini cukup memadai, menurut Sani hal itu tak serta merta bisa menjamin keselamatan para penumpang. Sebab banyak penumpang yang tidak siap mengoperasikan alat-alat dan fitur tersebut. Jadi juga diperlukan edukasi kepada para konsumen.
"(Jadi begini) mau alatnya lengkap, tapi kalau edukasinya tidak tepat, penumpang yang di dalam situ tidak siap, akhirnya mereka juga nggak bisa ngapa-ngapain," bilang Sani.
"Misal palu pemecah kaca untuk memecahkan kaca saat evakuasi, kalau mereka harus lompat dari bus melalui kaca, itu kan cukup tinggi. Apakah berani loncat begitu saja? Edukasi sangat perlu untuk masyarakat, jadi saat ada situasi emergency, hal pertama yang harus dilakukan adalah tenang dan jangan panik. Karena misal alatnya lengkap, tapi penumpang sudah keburu panik, alat-alat itu jadi nggak berguna. Jadi kembali lagi, edukasi itu sangat penting," jelas Sani.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain