Eforia mudik terasa kembali pada tahun 2022. Sepeda motor masih jadi pilihan pemudik, meski tidak dianjurkan. Apa alasannya?
Survei yang dilakukan Badan Litbang Perhubungan menunjukkan pemudik sepeda motor jumlahnya mencapai 16,9 juta orang atau 19,8 persen, dari total 39,8 juta orang yang menggunakan pribadi. Angka yang menggambarkan minat besar terhadap alat transportasi sepeda motor.
Menurut Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno, meski dinilai berbahaya, masyarakat terpaksa mudik pakai sepeda motor lantaran dinilai lebih efisien, dan praktis dibanding transportasi umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil survey ketiga Badan Litbang Perhubungan (Maret 2022), menunjukkan penghasilan pemudik terbesar kurang dari Rp 3 juta per bulan (66,9 persen)," kata Djoko dalam keterangannya, dikutip Rabu (27/4/2022).
"Penghasilan sebesar itu dapat dipastikan menggunakan sepeda motor dan angkutan umum," tambah dia.
Untuk membeli kenyamanan, di sisi lain harga tiket saat momen lebaran juga melambung tinggi. Djoko menilai hal ini tidak terjangkau oleh masyarakat dengan penghasilan kurang dari Rp 3 juta per bulan.
"Ketersediaan bus kelas ekonomi AKAP sudah makin berkurang. Dalam keseharian, masyarakat memilih menggunakan bus kelas eksekutif AKAP," ungkap Djoko.
"Pada saat mudik, BUS AKAP menggunakan tarif batas atas yang tidak terjangkau masyarakat berpenghasilan kurang dari Rp 3 juta per bulan," sambung dia.
Keberadaan bus gratis dinilai bisa membantu masyarakat untuk pulang ke kampung halaman lebih aman. Djoko mengatakan, mengurangi pemudik sepeda motor beralih ke transportasi umum adalah pilihan yang bijak dan humanis. Sebab sepeda motor tidak untuk digunakan untuk perjalanan jarak jauh.
"Pembenahan fasilitas transportasi umum di daerah juga harus segera dilakukan, supaya pemudik tidak ada alasan lagi membawa kendaraan bermotor dengan alasan buruknya layanan transportasi umum," tambah dia.
"Harus diakui keberadaan transportasi umum di daerah saat ini sungguuh memprihantinkan dan cenderung makin berkurang. Political will kepala daerah sangat rendah untuk memperhatikan layanan transportasi umum di daerah," jelasnya.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah