Harga BBM atau Bahan Bakar Minyak di Indonesia mengalami kenaikan di beberapa daerah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun menjelaskan alasan kenaikan harga BBM itu.
Menko Airlangga menggelar acara Sharing Session di arena Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (31/3/2022). Selain membahas soal kemajuan bidang otomotif dan beberapa sektor lain, Menko Airlangga juga menyinggung soal kenaikan harga BBM.
Menurut Airlangga, kenaikan harga minyak mentah dunia pemicu utamanya adalah konflik yang sedang terjadi di Eropa Timur, di mana Rusia melakukan invasi ke Ukraina sejak Februari lalu. Hal tersebut membuat (Indonesia Crude Price) naik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kemudian kenaikan ICP, kenaikan BBM, yang di APBN kita 63, dengan perang (Rusia-Ukraina) ini naik ke 110, walaupun kita rata-rata masih 98," kata Airlangga.
Dikutip dari keterangan Pertamina, harga minyak dunia melambung tinggi di atas US$ 100 per barel. Hal ini pun mendorong harga minyak mentah Indonesia atau ICP per 24 Maret 2022 tercatat US$ 114,55 per barel atau melonjak lebih dari 56% dari periode Desember 2021 yang sebesar US$ 73,36 per barel. Sementara harga ICP sesuai dengan asumsi APBN 2022 hanya mencapai US$ 63 per barel.
"Nah ini seluruhnya menjadi tantangan baru. Jadi bukan hanya COVID-19, dunia ini mengalami disrupsi, disrupsi COVID-19, disrupsi digital, disrupsi daripada lanina cuaca, kemudian sekarang disrupsi geo politik yang ditransmisikan dalam harga energi dan harga pangan," sambung Airlangga.
"Ini tantangan yang berbeda, tentu bagi Indonesia tidak semua harga bisa ditransfer ke masyarakat, sehingga terjadi disparitas harga yang tinggi di semua sektor. Termasuk yang menjalankan sektor otomotif--BBM--baik itu solar, pertalite, maupun pertamax, dengan harga keekonomian yang tinggi. Tentu pemerintah hadir, tetapi tentu kita harus jaga fiskal balance," katanya lagi.
Pertamina sendiri sudah menaikkan harga beberapa jenis BBM mulai 1 April 2022. Penyesuaian harga dilakukan secara selektif, hanya berlaku untuk BBM Non Subsidi yang dikonsumsi masyarakat sebesar 17% , dimana 14% merupakan jumlah konsumsi Pertamax dan 3% jumlah konsumsi Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.
Sedangkan BBM Subsidi seperti Pertalite dan Solar Subsidi yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sebesar 83%, tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp 7.650 per liter (Pertalite) dan Rp 5.150 per liter (Solar Subsidi).
Berlaku mulai 1 April 2022 mulai pukul 00:00 waktu setempat, BBM Non Subsidi Gasoline RON 92 (Pertamax) disesuaikan harganya menjadi Rp 12.500 per liter (untuk daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor/PBBKB 5%), dari harga sebelumnya Rp 9.000 per liter.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah