Jakarta -
Kecelakaan maut truk tronton di Simpang Rapak, Balikpapan, yang menghantam belasan kendaraan sudah sepekan berlalu. Tanda tanya besar kenapa sopir truk tidak membanting setir ke kiri saat rem blong perlahan terungkap.
Jumat (21/1) pagi itu persimpangan jalan di Rapak, Balikpapan, tampak ramai seperti hari-hari lainnya. Jam masih menunjukkan pukul 06.15 WITA, warga yang mulai beraktivitas terlihat mulai memadati jalan.
Ketika belasan hingga puluhan kendaraan menanti lampu lalu lintas berubah hijau, nahas datang dari arah belakang. Sebuah truk tronton menghantam sejumlah kendaraan. Mobil pribadi, angkot, pickup, motor, dihantam oleh truk yang melaju kencang itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah gelombang duka dan simpati atas kejadian tersebut, muncul pertanyaan besar terkait aksi sopir. Diketahui kemudian kalau truk mengalami rem blong, tapi kenapa sopir tidak mengambil inisiatif membanting setir ke kiri.
 Kecelakaan maut truk tronton tabrak sejumlah pengendara di Balikpapan, Kaltim. (Budi/detikcom) |
Sisi kiri jalan tersebut bisa dibilang lebih 'aman'. Tampak tanah kosong yang ditumbuhi pepohonan, yang membuat banyak pihak berpikiran kalau korban jiwa akan bisa ditekan andai setir dibanting ke kiri.
Dalam video viral yang beredar, di sebelah kiri Simpang Rapak memang terdapat pom bensin SPBU yang berpagar dan dibatasi pepohonan. Ada netizen yang berkomentar, seharusnya sopir truk itu menabrakkan kendaraannya ke pepohonan supaya lajunya terhenti dan tidak menabrak para pengendara di depannya.
Namun Senior Investigator KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), Achmad Wildan, menyatakan situasinya tidak semudah itu.
"Orang-orang memberi komentar, ada yang bilang pengemudi sengaja netralkan gigi buat ngirit BBM, terus sengaja nabrak (ke depan karena di kiri ada pom bensin) itu mereka nggak ngerti situasi mengemudi sih. Kalau dilihat dari posisi megang setir itu akan sangat sulit (untuk mengambil keputusan)," sambung Wildan.
"Contoh kecelakaan yang di FO (Flyover Kretek, Bumiayu, Brebes), itu kan ngeblong, masuk ke Kota Bumiayu, dan nabrakin orang. Pertanyaannya kenapa nggak belok kanan, kan ada jalan lingkar, itu sengaja. Coba bayangkan, misalnya jalan 100 km/jam, kita nggak bisa ngapa-ngapain, semua jadi keras, kemudian setir jadi berat, kira-kira berani belok (banting setir) nggak," tukasnya.
[Halaman Berikutnya =>> Reaksi Pertama Sopir Truk saat Rem Blong]
[Halaman Berikutnya =>> Klakson Telolet Salah Satu Penyebab Kecelakaan Truk Balikpapan]
Dilanjutkan Wildan kemudian, saat sopir truk mengalami rem blong, hal pertama yang dilakukan adalah memindahkan gigi dari gigi tinggi ke gigi rendah.
Namun hal itu juga bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Itu terjadi lantaran sistem synchromesh pada mekanisme transmisi truk menolak perpindahan tersebut, karena saat itu putaran mesin dan putaran mesin tidak seimbang. Itu pula yang dialami truk di Balikpapan.
"Kalau sudah ngeblong, semua (driver melakukan hal yang) sama. Langkah pertama pasti mindahin gigi (ke gigi rendah), ketika mindahin gigi itu hal yang sangat tidak mungkin terjadi. Synchromesh nggak akan mau merespons, kemudian koplingnya juga keras, nggak mungkin, pasti dia masuknya ke gigi netral."
 Menjawab 'Misteri' Sopir Truk di Balikpapan Tidak Banting Setir Kiri & Klakson Teloletnya Foto: CNN Indonesia TV |
"Maka semua kasus rem blong, itu giginya di netral, nggak ada yang masuk gigi," kata Wildan kepada wartawan di Purwakarta (27/1/2022).
"(Jika menghadapi situasi rem blong) harusnya menabrakkan kendaraan itu ke sesuatu yang di kiri atau di kanannya, tapi yang nggak membahayakan, katakanlah tebing. Tapi itu juga butuh keahlian tertentu (dari si sopir tersebut)," sambungnya lagi
[Lanjut Halaman Berikutnya: Klakson Telolet Salah Satu Penyebab Kecelakaan Truk Balikpapan]
Salah satu fakta terbaru dari kecelakaan truk di Balikpapan tersebut adalah kaitan rem blong dengan klakson telolet.
Masih dijelaskan oleh Achmad Wildan, truk nahas tersebut ternyata melakukan modifikasi saat memasang klakson telolet.
"Apalagi temuannya? Dipasang klakson telolet. Nah di situ, dua titik tadi itu menunjukkan dia boros (angin). Karena pada saat dia turun, pengemudi itu nggak sempat ngisi (angin)," jelas Wildan kepada wartawan di Purwakarta (27/1/2022).
Mengapa klakson telolet bisa bikin rem blong?
Jadi begini, klakson telolet yang terpasang mengambil angin dari tabung angin untuk rem tambahan exhaust brake atau biasa disebut juga rem angin. Jadi ketika klakson telolet itu dibunyikan, maka angin di dalam tersebut berkurang dan butuh waktu lagi untuk mengisi ulang anginnya.
"Jadi klakson telolet itu ngambil sumber anginnya dari tabung rem. Jadi ketika klakson dibunyikan itu akan membuang angin, misal dia (sopir truk) klakson tiga kali aja udah membuang banyak angin. Akhirnya mempengaruhi fungsi rem (exhaust brake), terutama kalau di jalan menurun ya. Kalau di jalan datar (nggak terlalu pengaruh), karena dia ngegas anginnya akan ngisi lagi. Tapi di jalan menurun, pengemudi nggak punya kesempatan mengisi (ulang angin itu) karena kan nggak mungkin nginjak pedal gas," sambung Wildan.
Jika exhaust brake tidak bisa dipakai lantaran angin dalam tabung berkurang seiring pemakaian klakson telolet, bukannya masih bisa injak pedal rem?
Well, Wildan tidak menyarankan menggunakan rem konvensional di jalanan menurun, sebab itu juga akan menyebabkan rem blong. Jika tetap melakukan cara itu, maka berpotensi terjadi brake fading atau kampas panas. Ketika kampas panas jadi licin, maka roda tetap berputar sekalipun pedal rem diinjak.
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?