Rem Blong dan Jalanan Menurun, Kombinasi Maut Kecelakaan Bus-Truk di Indonesia

Rem Blong dan Jalanan Menurun, Kombinasi Maut Kecelakaan Bus-Truk di Indonesia

Luthfi Anshori - detikOto
Jumat, 28 Jan 2022 07:19 WIB
Kecelakaan Beruntun Balikpapan Libatkan Truk Tronton, Ini 7 Fakta Terkini
Kecelakaan maut truk tronton tabrak sejumlah pengendara di Balikpapan, Kaltim. (Budi/detikcom)
Jakarta -

Kecelakaan kendaraan besar baik truk maupun bus umumnya dikarenakan mengalami rem blong. Dari seluruh kejadian truk-bus mengalami rem blong, hampir 90% di antaranya terjadi di jalanan menurun.

Dijelaskan oleh Senior Investigator KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) Achmad Wildan, terjadinya kecelakaan karena rem blong di jalan menurun, diakibatkan oleh driver yang abai atau driver yang tidak terampil mengendarai truk-bus di jalanan menurun.

"Pada saat kendaraan bergerak, di jalan mendatar dan menurun itu berbeda. Kalau di jalan datar, gerakan kendaraan itu dipengaruhi oleh putaran mesin. Sementara di jalan menurun, gerakan kendaraan dipengaruhi daya gravitasi," kata Wildan di Purwakarta, Kamis (27/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika kita mengerem di jalan datar menggunakan service brake (rem pedal), maka putaran mesin menurun, berhenti, selesai. Tidak demikian halnya pada saat jalan menurun. Kita ngerem, dengan pedal, kemudian roda berhenti, pedal diangkat. Itu akan didorong lagi oleh daya gravitasi. Artinya itu nggak akan selesai (kendaraan melaju terus)," sambung Wildan.

Lanjut Wildan menambahkan, jika driver bus dan truk ingin melintasi jalanan yang menurun, lebih aman pakai auxiliary brake atau rem pembantu. Bentuknya seperti engine brake, exhaust brake, dan retarder yang terbaru.

ADVERTISEMENT

"Apa dampaknya kalau pengemudi (truk-bus) mengabaikan hal itu? Saya beritahu, hampir 90% lebih kecelakaan rem blong bus dan truk terjadi di jalanan menurun dan semuanya terjadi karena pengemudi mengabaikan," jelas Wildan.

Menurut Wildan ada tiga hal yang dihadapi pengemudi jika tetap melewati turunan dengan cara konvensional menggunakan rem kaki. Pertama brake fading atau kampas panas. Ketika kampas panas jadi licin, roda tetap berputar di rem. Contoh kecelakaan bus Padma di Sumedang.

"Yang kedua angin tekor, yang dirasakan pengemudi apa? Pedalnya mbagel, (rem) keras, nggak bisa diinjak. Contohnya di mana? Di FO (Flyover) Kretek sama di bus Purnamasari, karena tekanan anginnya di bawah 6 bar. Yang ketiga vapor lock, yaitu minyak remnya mendidih karena kandungan air dalam minyak rem sangat tinggi. Contohnya (kecelakaan) di Cikidang," kata Wildan.




(lua/din)

Hide Ads