Keren! Bus Listrik Mercedes-Benz Mulai Diproduksi di Indonesia Tahun 2023

Keren! Bus Listrik Mercedes-Benz Mulai Diproduksi di Indonesia Tahun 2023

Luthfi Anshori - detikOto
Kamis, 23 Des 2021 20:22 WIB
Bus listrik Mercedes-Benz diperkenalkan di Brasil
Ilustrasi bus listrik Mercedes-Benz Foto: Mercedes-Benz Brasil
Jakarta -

Tren kendaraan listrik di Indonesia tampaknya tidak hanya menjangkiti segmen mobil penumpang saja. Lebih dari itu, segmen kendaraan komersial juga siap masuk ke era kendaraan ramah lingkungan. Misalnya seperti Mercedes-Benz, rupanya sudah siap memproduksi bus listrik di Indonesia pada tahun 2023.

Seperti dijelaskan President PT Daimler Commercial Vehicle Indonesia (DCVI), Jung-Woo Park, butuh persiapan khusus untuk membawa masuk bus listrik ke Indonesia. Sebab Indonesia memiliki karakter jalan dan kondisi iklim yang berbeda dibandingkan Eropa. Jung-Woo Park memastikan bus listrik produksi Mercedes-Benz akan mulai diuji coba di Indonesia tahun 2022.

"Kami akan membawa unit prototipe bus listrik ke Indonesia tahun depan (2022). Dan kami akan melakukan pengetesan selama 6 bulan karena kami ingin memastikan bahwa produk ini sesuai dengan Indonesia," kata Jung-Woo dalam diskusi virtual yang digagas Forum Wartawan Otomotif (14/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jung-Woo sendiri belum mau membeberkan lebih lanjut mengenai spesifikasi bus listrik Mercedes-Benz yang akan dibuat dan dipasarkan di Indonesia. Tapi ia menjamin jika proses produksi bus listrik Mercedes-Benz di Tanah Air akan mulai dilakukan pada 2023.

"Dan setelah (pengujian bus listrik) itu, kita akan masuk ke tahapan produksi massal bus listrik ini. Kami harap itu akan terjadi di 2023 di semester kedua," sambung Jung-Woo.

ADVERTISEMENT

Jung-Woo memaparkan beberapa tantangan dalam membawa bus listrik ke Indonesia, terutama dari infrastrukturnya. Paling mendasar adalah dari sistem charging station-nya atau stasiun pengisian baterainya. Tidak seperti mobil listrik atau motor listrik yang bisa dicas di rumah, bus listrik membutuhkan daya yang sangat besar untuk mengecas ulang baterainya.

"Misal pengecasan baterai listriknya, pengecasan bus listrik itu perlu daya setara 40-50 kali listrik rumah tangga. Jadi sangat besar sekali," kata Jung-Woo. Oleh sebab itu, Jung-Woo menilai bahwa bus listrik harus dicas langsung dari sumber utamanya, misal dari gardu listrik yang memiliki daya sebesar itu.

Kemudian dari sisi teknologi informasinya, Jung-Woo mengatakan, harus ada sebuah standar sistem teknologi informasi yang secara real time memonitor kondisi jarak tempuh bus terkait yang sedang digunakan.

(lua/lth)

Hide Ads