Pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait larangan mudik Lebaran tahun ini. Sebagai catatan larangan mudik tahun ini merupakan kedua kalinya diserukan pemerintah sejak adanya pandemi COVID-19.
Kebijakan ini memberikan dampak pada usaha transportasi, salah satunya jasa sewa mobil. Seperti halnya yang dirasakan oleh sejumlah pemilik rental mobil dan travel yang ada di Kota Solo.
Oky Orlando pemilik Goedang Transport mengungkapkan, kerugian yang dialami dengan adanya larangan ini bisa sampai Rp 100 jutaan. "Momen Lebaran itu adalah momen yang kami tunggu, kalau dilarang ini sangat berpengaruh pada kami. Kerugian kami bisa sampai Rp 100 jutaan," kata Oky kepada detikcom, Senin (12/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerugian tersebut berdasarkan perkiraan perhitungan jumlah armada yang disewa selama Lebaran. "Pas Lebaran itu jumlah mobil yang bisa terjual itu sampai 50 unit setiap harinya. Untuk biaya sewanya antara Rp 650 ribu-700 ribu per hari tergantung jenis mobilnya," ungkapnya.
Tetapi, Oky melanjutkan, armada tersebut tidak seluruhnya miliknya melainkan ada yang juga meminjam dari rental lainnya. Untuk persewaan mobil saat momen Lebaran Oky biasanya menerapkan sistem sewa untuk per minggu dan bukan per hari seperti hari-hari biasanya.
"Kalau tipe seperti Avanza itu setiap minggu Rp 3,5 juta, kemudian untuk jenis Innova itu antara Rp 5 juta Rp 6 juta," urainya.
Tetapi, dengan adanya larangan ini otomatis potensi pendapatan tersebut hilang, karena sampai sekarang tidak ada satu pelanggan pun yang menyewa. "Sampai sekarang tidak ada yang menyewa, padahal biasanya sebulan sebelum Lebaran pemesanan sudah ramai," ucapnya.
![]() |
Agar kerugian yang dialaminya tidak terlalu besar, Oky pun nekat menjadi driver travel gelap saat mudik Lebaran. "Mudik kemarin kami terpaksa jadi driver kucing-kucingan dengan Dishub atau pun Polantas, karena kalau sampai tertangkap mobilnya akan dikandangkan," tuturnya.
Oky mengakui, risiko menjadi travel gelap memang cukup besar karena armada bisa dikandangkan dan ancaman denda. Opsi tersebut terpaksa diambil lantaran tidak adanya pemasukan saat mudik dilarang, sementara operasional dan kebutuhan sehari-hari harus terus dipenuhi.
"Risikonya memang besar, kemarin juga sempat tertangkap satu dan satu armada harus dikandangkan. Tahun ini juga akan seperti itu (travel gelap) dengan risikonya," tandasnya.
Terpisah pemilik Ajibon Trans, Adjie Atmodiwiryo mengatakan, kerugian saat mudik dilarang bisa mencapai Rp 50 jutaan. Untuk menutup kerugian tersebut, pihaknya pun menyewakan mobilnya ke kantor-kantor yang sudah lama bekerjasama.
"Ya kami menyewakan ke pelanggan-pelanggan lama yang sampai sekarang masih jalan, biasanya konsumen dari kantor. Kalau kerugiannya bisa sampai Rp 50 jutaan," kata Adjie.
Mengenai harga sewa mobil per unit di momen Lebaran naik 100 persen dibandingkan hari biasanya. Dan saat momen Lebaran jumlah armada yang disewa bisa mencapai hingga 25 unit.
"Kalau di hari biasa sejenis Avanza per hari Rp 250.000 belum termasuk sopir dan BBM. Kalau pas Lebaran bisa Rp 500.000 per hari. Untuk jenis Innova yang sebelumnya Rp 400.000 naik jadi Rp 700.000," ungkapnya.
Adjie menambahkan, untuk persewaan mobil biasanya satu paket dengan drivernya. Sedangkan untuk yang lepas kunci hanya diperuntukkan bagi yang sudah kenal dekat atau berlangganan. "Kalau lepas kunci itu yang sudah kenal baik, teman dan juga dari relasi saja," tandasnya.
(skm/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah