Berat, Tapi Industri Otomotif Indonesia Perlahan Bangkit Usai Hantaman Pandemi

Berat, Tapi Industri Otomotif Indonesia Perlahan Bangkit Usai Hantaman Pandemi

M Luthfi Andika - detikOto
Kamis, 12 Nov 2020 21:04 WIB
Penjualan mobil bekas turut terdampak pandemi COVID-19. Namun, kini penjualan mobil bekas itu kembali bergeliat di kala Jakarta menerapkan PSBB transisi.
Ilustrasi penjualan mobil Foto: Agung Pambudhy/detikOto
Jakarta -

Pandemi COVID-19 membuat pincang seluruh sektor ekonomi, termasuk industri otomotif. Bukan cuma di Indonesia, nyaris seluruh negara dunia merasakannya. Meski demikian industri otomotif Indonesia perlahan bangkit meski tidak seperti dalam keadaan normal.

Setidaknya itu yang dilihat Kementerian Perindustrian dalam Webinar Diskusi Virtual Industri Otomotif yang bertajuk 'Upaya Pemerintah Bangkitkan Industri Otomotif dari Dampak Pandemi COVID-19'.

"Kita optimis untuk meningkatkan industri otomotif dan bisa dilihat kini sudah mulai tumbuh meski tidak seperti situasi sebelum masa pandemi," ujar Direktur Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, Taufiek Bawazier.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taufiek menjelaskan industri otomotif Indonesia diprediksi masih akan terus tumbuh jika dilihat dari pertumbuhan kendaraan dan masih sedikitnya kepemilikan kendaraan masyarakat.

"Gambaran umum industri kendaraan bermotor nasional, untuk industri kendaraan bermotor (KBM) roda empat (R4) atau lebih di Indonesia saat ini ada 19 pabrik/perusahaan, dengan produksi (2019) mencapai 1,28 juta unit kapasitas produksi 2,35 juta unit pertahun, menyerap tenaga kerja 38,47 ribu orang dan jumlah investasi sampai dengan 2019 mencapai Rp 93,22 triliun. Ini masih bisa ditingkatkan, jika melihat rasio kepemilikan mobil hanya 87 unit per 1.000 penduduk," ujar Taufiek.

ADVERTISEMENT

"Begitu juga dengan industri kendaraan bermotor (KBM) R2 (roda dua / sepeda motor) dan R3 (roda tiga). Saat ini sudah ada 26 pabrik/perusahaan yang sudah berdiri di Indonesia dengan total produksi (2019) mencapai 7,29 juta unit dan kapasitas produksi mencapai 9,53 juta unit/tahun. Serta memperkerjakan 31,91 ribu pekerja dan menginvestasikan dana (hingga 2019) Rp 10,05 triliun. Ini juga masih bisa ditingkatkan dengan rasio kepemilikan sepeda motor yang relatif masih kecil 1 unit motor per 3,5 penduduk," Taufiek menambahkan.

Kebiasaan baru atau new normal rupanya tidak berpengaruh dengan angka penjualan mobil bekas. Kini pengusaha mobil bekas pun mulai menjerit.Ilustrasi kebiasaan baru atau new normal rupanya tidak berpengaruh dengan angka penjualan mobil bekas. Kini pengusaha mobil bekas pun mulai menjerit. Foto: Pradita Utama

Taufiek kembali menyakini industri otomotif masih bisa akan terus tumbuh meski diterpa dengan COVID-19, hal ini tergambar dari merangkak naiknya produksi kendaraan dan permintaan kendaraan hingga menjelang akhir tahun.

"Untuk Wholesale (dari pabrik ke deiler) pada 2020 pada kuartal ke-2 (April-Juni) ada penurunan signifikan akibat pandemi hanya mencapai 24.042 unit, namun mengalami peningkatan signifikan mencapai 362 persen pada kuartal ke-3 mencapai 111.114 unit," ujar Taufiek.

"Sedangkan untuk R2 dan R3, wholesale pada kuartal ke-2 (April-Juni) mencapai 1.545.165 unit, namun merangkak naik pada kuartal ke-3 (Juli-September) mencapai 1.693.032 atau mengalami peningkatan mencapai 9,5 persen," ucapnya.

Meski demikian Taufiek optimistis industri otomotif akan terus berkembang dan akan menjadi lebih baik pada 2021 mendatang meski pandemi belum dipastikan akan beralalu atau tidak.




(lth/din)

Hide Ads