Industri otomotif di Indonesia mengalami penurunan di awal tahun 2024 ini. Meski begitu, ada optimisme dari pelaku industri otomotif bahwa penjualan mobil bakal bangkit.
Dikutip dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) sepanjang Januari sampai dengan Juni 2024 tercatat hanya sebanyak 408.012 unit. Angka itu turun 19,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 506.427 unit.
Penjualan mobil secara retail atau dari dealer ke konsumen pun mengalami penurunan. Berdasarkan data Gaikindo, retail sales mobil baru sepanjang semester pertama tahun 2024 hanya sebanyak 431.987 unit. Angka itu turun 14 persen dibanding Januari-Juni 2023 yang mencatatkan angka penjualan sebanyak 502.533 unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Produksi mobil di Tanah Air pun ikutan anjlok. Pada semester satu tahun ini, produksi mobil di Indonesia hanya sebanyak 561.772 unit, turun 20 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Tahun lalu, di periode yang sama produksi mobil mencapai 702.144 unit.
Namun, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan penyelenggaraan pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 diharapkan bisa mendongkrak angka penjualan.
"Saya berharap dengan adanya GIIAS ini bisa menambah animo masyarakat untuk datang melihat, tujuan utamanya bisa meng-update mereka dari yang namanya teknologi mutakhirnya. Tapi kemudian juga tentunya mereka lebih banyak mengkonsumsi atau membeli mobil, sehingga market Indonesia nggak terlalu jelek. Saat ini kan agak surut, tapi bulan Mei-Juni membaik. Semoga bulan Juli juga bisa bagus," kata Nangoi saat ditemui di GIIAS 2024 yang diselenggarakan di ICE, BSD, Tangerang, Rabu (17/7.2024).
"Kita akan lihat. Karena kalau tahun lalu terjual dalam 11 hari kira-kira sekitar 27 ribu mobil, mudah-mudahan kali ini bisa lebih bagus atau paling nggak sama ya," lanjut Nangoi.
Ditemui di lokasi yang sama, Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara bilang, masih ada harapan penjualan otomotif bangkit di tahun 2024 ini.
"Pasar kalau dilihat secara year on year memang turun, tetapi kondisinya sekarang mulai membaik," kata Kukuh.
Menurut Kukuh, turunnya penjualan mobil sudah terasa sejak September-Oktober 2023. Saat itu, suku bunga naik yang menyebabkan non-performing loan/kredit macet meningkat sehingga kredit diperketat. Padahal, 80 persen pembeli mobil di Indonesia via kredit.
"Lalu pada Januari-Februari 2024 turun karena ada Pemilu. Jadi pasar wait and see. Selesai Pemilu aman. Tapi ternyata masuk bulan puasa, orang konsentrasinya ke Puasa kan. Puasa selesai satu bulan, masuk periode Lebaran di April 2024. Lebaran kan waktu masuk cuma 15 hari. Setelah Lebaran, Mei 2024 mulai membaik. Juni 2024 juga. Semoga di Juli 2024 dengan adanya GIIAS 2024 pasar semakin membaik. Dengan adanya mobil baru, launching baru, mudah-mudahan positif," ujar Kukuh.
(rgr/dry)
Komentar Terbanyak
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Sertifikat Kursus Nyetir Jadi Syarat Bikin SIM, Gimana kalau Belajar Sendiri?
Difatwa Haram, Truk Pembawa Sound Horeg Masuk Kategori ODOL?