Supaya Langit dan Udara Jakarta Bersih Tak Saat PSBB Saja

Supaya Langit dan Udara Jakarta Bersih Tak Saat PSBB Saja

M Luthfi Andika - detikOto
Rabu, 16 Sep 2020 12:39 WIB
Warga beraktifitas dan mengantri transportasi umum dengan jarak kurang dari 1 meter di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Pemerintah menghimbau semua kerumunan umum mempunyai jarak 1 hingga 2 meter (social distance) untuk meminimalisir penyebaran Corona. Namun himbauan tersebut belum Tersosialisasi dengan baik.
Transportasi massa Transjakarta Foto: Ari Saputra/detikoto
Jakarta -

Udara yang bersih bebas dari polusi jadi impian setiap masyarakat dunia termasuk Indonesia, terlebih Jakarta. Nah menurut Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) ada satu cara wujudkan udara bersih di era canggih saat ini yaitu gunakan transportasi umum untuk beraktivitas.

"Ingat tidak saat Work From Home (WFH) pertama kali diberlakukan, udara Jakarta sangat bersih sekali, langit Jakarta menjadi biru bersih. Untuk itu ke depannya diharapkan orang menggunakan transportasi massa atau kendaraan umum (agar jumlah kendaraan di jalanan bisa berkurang)," Seperti yang disampaikan Kepala BPTJ Polana B Pramesti, pada ajang Webinar 'Bijak Bertransportasi di Era Pandemi COVID-19' yang digelar BPTJ.

Meski demikian BPTJ menyadari agar kendaraan umum atau transportasi massa bisa dipilih masyarakat. BPTJ bertekad untuk bisa melahirkan kendaraan umum atau transportasi massa yang aman, nyaman, dan sehat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk itu ke depannya transportasi harus nyaman, aman dan harus sehat. Tentunya terkait dengan pandemi yang sudah kita lewati selama 7 bulan ini kita semua merasakannya, dan kami sudah mulai memperkenalkan aturan protokol kesehatan," cerita Polana.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diterapkan Jumat (10/4) ini di Jakarta. Pembatasan itu juga berlaku pada transportasi publik di ibu kota.Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diterapkan Jumat (10/4) ini di Jakarta. Pembatasan itu juga berlaku pada transportasi publik di ibu kota. Foto: Antara Foto

"Pada waktu itu ada sedikit perubahan, orang takut menggunakan kendaraan umum takut tertular, kami dari Kementerian Perhubungan sudah mengatur ketentuan-ketentuan pada transportasi publik semuanya dipastikan dapat menjaga protokol kesehatan," Polana menambahkan.

ADVERTISEMENT

Dalam pemberitaan detikoto sebelumnya, Polana juga memiliki cita-cita agar masyarakat Jabodetabek bisa memilih kendaraan umum, ke depannya masyarakat yang menggunakan kendaraan umum akan memiliki ketepatan waktu sampai tujuan.

Salah satunya dengan mewujudkan waktu perjalanan paling lama 1,5 jam, orang berpindah moda transportasi itu maksimal 3 kali, dan kendaraan umum memiliki kecepatan rata-rata meski di jam sibuk mencapai 30 km/ jam.

"Setiap daerah punya simpul transportasi atau stasiun, kita juga menginginkan fasilitas terintegrasi seperti di Singapura atau negara lainnya. Ini diharapkan bisa terwujud di Jabodetabek. Begitu juga fasilitas pejalan kaki dan pesepada akan kami tingkatkan, masukan dari kawan-kawan sudah kami tampung salah satunya dengan diperbolehkannya membawa sepeda di dalam angkutan umum. Selain itu kami juga tengah memikirkan untuk bisa melahirkan transportasi yang ramah lingkungan," kata Polana.




(lth/din)

Hide Ads