Ada Simulasi Sepeda Masuk Tol, Pengamat: Perilaku Pengendara Juga Perlu Dilihat

Ada Simulasi Sepeda Masuk Tol, Pengamat: Perilaku Pengendara Juga Perlu Dilihat

Luthfi Anshori - detikOto
Minggu, 06 Sep 2020 19:30 WIB
Polemik ruas Jalan Tol Lingkar Dalam Kota sebagai lintasan sepeda terus bergulir. Bahkan, para pehobi road bike menolak wacana tersebut.
Ilustrasi pengendara sepeda jenis road bike. Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tampaknya serius dengan usulan sepeda balap masuk tol. Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta bahkan mengaku jika pihaknya sedang melakukan simulasi sepeda jenis road bike masuk tol Lingkar Dalam Kota.

"Saat ini kami terus melakukan kajian untuk mematangkan rencana ini dan dari Dinas Perhubungan juga saat ini melakukan simulasi melalui software transportasi," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, di Jakarta, Minggu (6/9/2020), seperti dikutip dari detikNews.

Simulasi tersebut akan menjadi dasar kebijakan road bike masuk ke jalan tol pada hari Minggu pagi. Syafrin menyebut, hasil simulasi akan diumumkan pada Rabu (9/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi hal tersebut, pengamat transportasi pengamat transportasi Djoko Setijowarno, menilai pentingnya memperhatikan aspek perilaku manusia dalam simulasi atau ketika memasuki tahap uji coba sepeda masuk tol nantinya.

ADVERTISEMENT

"Inikan simulasi bukan uji coba. Biasanya, setelah simulasi ada uji coba. Kalau simulasi itu biasanya tidak memasukkan unsur perilaku manusia. Simulasi nantinya bisa dijadikan sebagai bahan masukan, namun masalah perilaku juga penting," bilang Djoko, kepada detikOto, Minggu (6/9/2020).

Djoko mempertanyakan, apakah ada jaminan jika selama berada di jalan tol para pesepeda akan mengikuti aturan yang sudah disepakati? Sementara itu di sisi lain, jumlah kecelakaan pengguna sepeda sedang meningkat.

"Apakah bisa dijamin selama melewati jalan tol layang (pesepeda) tidak akan berhenti. Kalau (kasus) sepeda motor (lewat tol) dapat melaju dari ujung hingga akhir, karena kecepatannya bisa lebih tinggi," terang Djoko.

"Sekarang ini justru yang perlu dilakukan pada pesepeda adalah memberikan edukasi menggunakan sepeda yang aman, selamat, dan sehat. Saat ini angka kecelakaan pesepeda semakin meningkat, sejalan dengan makin meningkatnya jumlah warga yang menggunakan sepeda," sambungnya.

Djoko juga menyarankan seandainya Pemprov DKI Jakarta benar-benar ingin merealisasikan road bike masuk tol, maka dari sisi regulasi harus ditambahi.

"Andaikan nanti dibolehkan, dilengkapi dengan regulasi, seperti halnya dengan diizinkannya sepeda motor masuk tol, ada regulasi tambahannya. Misalnya ada larangan selfi, disediakan tempat istirahat yang berada tidak di tepi. Ketersediaan fasilitas toilet juga perlu dipikirkan," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, beberapa waktu lalu beredar surat permohonan yang dikeluarkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di media sosial. Isinya adalah permohonan agar Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta sisi Barat ruas Cawang-Tanjung Priok diizinkan menjadi lintasan sepeda untuk road bike setiap Minggu pagi pukul 06.00-09.00 WIB.

"Kita pahami bahwa para pesepeda, khususnya yang komunitas road bike ini, itu mereka memiliki spesifikasi tersendiri. Mereka saat bersepeda itu kecepatannya tinggi kemudian mereka berkelompok, dan tentu jika ini difasilitasi bersamaan dengan warga lainnya itu akan tetap berpengaruh pada aspek keselamatan pengguna pesepeda lainnya," kata Syafrin Liputo, kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (26/8).




(lua/riar)

Hide Ads