Viral CBR1000RR SP vs Daihatsu Ayla, Ini Tips Redam Emosi di Jalan

Viral CBR1000RR SP vs Daihatsu Ayla, Ini Tips Redam Emosi di Jalan

Tim detikcom - detikOto
Kamis, 19 Nov 2020 21:14 WIB
CBR1000RR SP vs Daihatsu Ayla
CBR1000RR SP vs Daihatsu Ayla Foto: dok. Twitter
Jakarta -

Tabrakan antara Daihatsu Ayla dengan sepeda motor Honda CBR1000RR SP di jalanan Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah viral. Dalam postingan tersebut berisi narasi bahwa mobil menyeruduk motor.

Seperti dilihat detikcom, dalam foto tampak sebuah motor CBR1000RR SP berwarna merah dan putih serta bergaris biru tergeletak di depan mobil Daihatsu Ayla warna hitam. Posisi kedua kendaraan itu berada di bagian kiri jalan.

Pemilik CBR1000RR SP angkat bicara melalui akun instagram pribadinya. Peristiwa itu bermula dari salah paham saat berkendara di jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ditabrak dengan sengaja dengan sengaja oleh si pengendara mobil Ayla, kronologinya pengendara mobil Ayla tidak terima katanya saya geber. Oke saya menyadari, kalau suara motor saya memang kencang sekali. Jadi terserah dia mau bilang geber atau tidak, ya memang suaranya kencang," cerita Dimas seperti dikutip detikcom dari akun instagramnya, Kamis (19/11/2020).

Lantas bagaimana semestinya seorang pengendara agar bisa meredam emosi di jalan?

ADVERTISEMENT

Perilaku kekerasan saat berkendara dikenal dengan sebutan road rage, perilaku agresif atau marah yang ditunjukkan oleh pengemudi kendaraan jalan.

Yudi Prasetio, salah satu praktisi keselamatan berkendara dari Rifat Drive Labs mengatakan terdapat cara untuk mencegah untuk menghindari road rage.

Pertama, ketika hendak berkendara, tubuh harus dalam kondisi fit dengan istirahat yang cukup. Sehingga ketika menyetir pun konsentrasi akan lebih maksimal.

Kedua, manajemen waktu perjalanan. Berangkat lebih awal bisa menjadi salah satu solusi agar memiliki waktu yang cukup, dengan demikian perjalanan tidak menjadi terburu-buru, sehingga potensi melanggar lalu lintas pun semakin terhindar.

"Pilih jalur yang tidak berpotensi terjadi kemacetan, walau jarak tempuh lebih jauh tapi ditempuh dengan lancar jauh lebih baik ketimbang kondisi macet yang berpotensi menyebabkan stress yang akan memicu emosi," ungkap Yudi kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.

Tips lain, pengemudi juga mesti paham etika berkendara di jalan. Sebab, bukan tidak mungkin perilaku berkendara juga memancing emosi pengendara lain di jalan.

"Beri tanda (komunikasi) ketika ingin bermanuver seperti menyalip, berbelok, atau berpindah jalur seperti menyalakan sein lebih awal. Bisa juga dibantu dengan menyalakan lampu jauh atau klakson untuk memberi tahu keberadaan kita, namun lakukan dengan sopan dan tidak berlebihan," kata Yudi.Pertama, ketika hendak berkendara, tubuh harus dalam kondisi fit dengan istirahat yang cukup. Sehingga ketika menyetir pun konsentrasi akan lebih maksimal.

Kedua, manajemen waktu perjalanan. Berangkat lebih awal bisa menjadi salah satu solusi agar memiliki waktu yang cukup, dengan demikian perjalanan tidak menjadi terburu-buru, sehingga potensi melanggar lalu lintas pun semakin terhindar.

"Pilih jalur yang tidak berpotensi terjadi kemacetan, walau jarak tempuh lebih jauh tapi ditempuh dengan lancar jauh lebih baik ketimbang kondisi macet yang berpotensi menyebabkan stress yang akan memicu emosi," ungkap Yudi kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.

Tips lain, pengemudi juga mesti paham etika berkendara di jalan. Sebab, bukan tidak mungkin perilaku berkendara juga memancing emosi pengendara lain di jalan.

"Beri tanda (komunikasi) ketika ingin bermanuver seperti menyalip, berbelok, atau berpindah jalur seperti menyalakan sein lebih awal. Bisa juga dibantu dengan menyalakan lampu jauh atau klakson untuk memberi tahu keberadaan kita, namun lakukan dengan sopan dan tidak berlebihan," kata Yudi.

Hindari juga gesture yang berpotensi menimbulkan provokasi. Jangan sampai Anda memancing emosi pengguna jalan lain dengan menyalakan klakson panjang, mengacungkan jari tengah, atau hal-hal lain yang memicu emosi.

"Terakhir, tingkatkan skill dan referensi berkendara dengan mengikuti Safety Riding/driving course. Dengan mengikuti pelatihan berkendara maka skill dan referensi bisa bertambah sehingga berkendara menjadi lebih aman," ucap Yudi.

Seperti dikutip dari studi yang dirilis oleh AAA Foundation for Trafic Safety, 80 persen pengemudi mengalami road rage. Banyak hal nekat dilakukan, mulai dari berteriak, memencet klakson secara berlebihan, tailgating, hingga memblok jalan mobil yang telah menyalip mereka hanya untuk bertengkar.

"Sangat normal bagi pengemudi untuk mengalami kemarahan di balik kemudi, tetapi kita tidak boleh membiarkan emosi kita mengarah pada pilihan yang merusak," kata Jake Nelson, Direktur Riset dan Advokasi Keselamatan Lalu Lintas AAA.

"Jangan mengambil risiko memperburuk situasi yang membuat frustrasi karena Anda tidak pernah tahu apa yang mungkin dilakukan pengemudi lain. Pertahankan pikiran yang dingin, dan fokuslah untuk mencapai tujuan Anda dengan aman," sambung dia.

Kasat Lantas Polresta Banyumas AKP Ryke Rhimadila mengatakan kedua kendaraan itu terlibat kecelakaan pada Selasa (17/11) lalu di Jalan HR Bunyamin, Purwokerto Utara.

"Kejadiannya kemarin Hari Selasa di Jalan HR Bunyamin. Jadi ini masih dalam tahap lidik, yang jelas untuk KBM CBR itu sendiri dari awal kami menangani ke TKP, yang bersangkutan akan ke kanan, karena jarak sudah dekat, akhirnya tidak bisa menghindari kecelakaan, si Ayla dan CBR itu," kata Ryke, Kamis (19/11/2020).

Saat disinggung terkait kecelakaan tersebut bermula dari kesalahpahaman di jalan, Ryke mengaku pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Sementara kasus ini masih dalam proses lidik unit laka.

"Yang jelas ini masih dalam tahap lidik. Semua akan diketahui setelah proses lidik lebih lanjut," jelasnya.




(riar/lth)

Hide Ads