Di media sosial viral sebuah foto motor sport Honda CBR1000RR SP ditabrak mobil low cost green car (LCGC) Daihatsu Ayla di Purwokerto, Jawa Tengah. Peristiwa itu kemudian diklarifikasi oleh pemotor melalui akun instagram @dimas_prasetyahani.
Mulanya kejadian tersebut viral di media sosial, dalam potret Honda CBR1000RR SP sudah tergeletak di jalan, dengan kondisi ditabrak belakang oleh Daihatsu Ayla.
"Tengkar di jalan. Akhirnya si motor geber dan blayer si mobil. Eh si mobil gak terima, lgsg nyruduk si motor. Dikira si motor naek cbr 150 mungkin, makanya disruduk. Nangis darah tuh skrg si mobil..," demikian judul foto tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilik CBR1000RR SP angkat bicara melalui akun instagram pribadinya. Ia berharap agar situasi tidak diperkeruh.
"Saya ditabrak dengan sengaja dengan sengaja oleh si pengendara mobil Ayla, kronologinya pengendara mobil Ayla tidak terima katanya saya geber. Oke saya menyadari, kalau suara motor saya memang kencang sekali. Jadi terserah dia mau bilang geber atau tidak, ya memang suaranya kencang," cerita Dimas seperti dikutip detikcom dari akun instagramnya, Kamis (19/11/2020).
Setelah menepi, Ia sempat adu cekcok dengan pengendara Daihatsu Ayla berpelat R-8772-ES itu.
"Dia suruh saya minggir, oke saya ikuti kemauannya. Saya minggir di tepi, kita sempat cekcok mulut dulu kemudian dia merasa tidak terima. Kemudian saya tanyakan kalau tidak terima mau bagaimana kelanjutannya. Kita sempat cekcok sebelumnya, kemudian yang bersangkutan hanya bisa marah-marah ya. Terus saya tantang juga, kalau mau duel pun ayo saya layani."
"Entah pemikiran lain atau bagaimana, yang jelas dia langsung kabur, masuk lagi ke dalam mobil, mungkin tidak mau melayani tantangan duel saya. Padahal yang memberhentikan dia juga yang pertama," urai Dimas.
Dimas langsung mengejar mobil tersebut, dan peristiwa CBR1000RR SP versus Daihatsu Ayla itu pun terjadi.
"Merasa saya dibuat malu ya, karena di situ kan kerumunan orang juga, saya kejar mobil Ayla-nya. Kemudian saya suruh dia minggir, saya salip kemudian saya berada di depannya, tepatnya berada di sebelah kiri jalan. Karena memang persiapan untuk berhenti supaya dia minggir tapi bukan menghadangnya di depannya persis, tanpa disadari mungkin karena gelap mata juga si pengendara Ayla tadi malah menubruk saya dengan sengaja, jadi saya tegaskan sekali lagi ini bukan kecelakaan, ini adalah tindakan yang sangat keji ya menurut saya," kata Dimas.
Akibat tabrak belakang itu, Dimas mengalami patah tulang di bagian tangan kiri dan sempat dirawat di RSOP Purwokerto. Sebelumnya ia menceritakan sempat terpelanting dari motor.
"Saya mengalami patah tulang di lengan kiri, harus di gips dua tulang saya patah, harus melewati masa operasi, ini saya di RSOP Purwokerto, alhamdulillah keadaan sadar, dan sehat walafiat hanya sedikit luka-luka dan patah tulang," urai Dimas.
"Pelajaran banget untuk kita semua ya, ternyata orang gila di luar itu masih banyak teman-teman. Kenapa saya bilang orang gila, karena dia tidak sadar, hanya emosi sesaat hanya perihal masalah sepele yang sebenarnya mungkin bisa diselesaikan dengan cara baik-baik cuma karena kalaf gelap mata, akhirnya melakukan tindakan yang tidak terpuji yang berakibat sangat fatal bisa mengakibatkan nyawa orang menghilang alias meninggal," sambungnya.
Di sisi lain kasus ini berlanjut ke kepolisian. Pihak pengendara Ayla, lanjut Dimas, sudah meminta jalur damai dengan menyiapkan satu unit mobil dan satu rumah sebagai ganti rugi.
"Kenapa saya laporkan ke pihak berwajib, karena ini sudah masuk ke percobaan pembunuhan, jadi saya tidak melaporkan secara kecelakaan lalu lintas. Dari pihak kepolisian sudah menahan, beliau sudah diinterogasi, sudah di BAP juga. Beliau merasa bersalah kemudian mengakui bahwa perbuatannya salah."
"Dan tadi sempat mediasi secara kekeluargaan kepada saya, beliau siap menanggung segala kerugian dan kerusakan yang saya alami. Keluarga yang bersangkutan juga bukan dari kalangan mampu, alias kurang mampu, jadi mobil LCGC itu masih kredit, rumah pas-pasan apa adanya, katanya dia ya."
"Kalau saya bersedia, dia ingin damai dengan saya. Dia siap memberikan mobilnya beserta satu unit rumah, yang mungkin ditaksir Rp 300 - Rp 400 juta, dan saya belum kehendaki atau saya belum mengambil langkah, karena saya harus berkonsultasi dengan keluarga saya, karena bukan saya saja tidak terima, semua keluarga saya tidak terima atas kejadian ini," jelasnya.
(riar/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?