Pelajaran dari Pengendara Brio Acungkan Sajam di Tol Tangerang

Pelajaran dari Pengendara Brio Acungkan Sajam di Tol Tangerang

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 27 Okt 2023 18:37 WIB
Tangkapan layar pria diduga begal di Tol Tangerang pepet mobil hingga keluarkan senjata tajam.
Foto: Tangkapan layar pria diduga begal di Tol Tangerang pepet mobil hingga keluarkan senjata tajam. (dok.istimewa)
Jakarta -

Seorang mahasiswa pengendara Honda Brio mengacungkan senjata tajam (sajam) kepada pengendara lain di Tol Tangerang. Mahasiswa yang mengacungkan sajam itu telah diamankan.

Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho memastikan aksi tersangka mengacungkan senjata tajam bukan mau membegal. Tersangka disebut memepet mobil korban hingga mengacungkan senjata tajam karena tak terima diklakson oleh korban.

"Itu bukan begal. Dia itu ini loh ugal-ugalan terus mengerem mendadak terus diklakson sama (korban) yang di belakangnya. Itu cerita dari korban," kata Zain dikutip detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena tak terima diklakson, tersangka kemudian mengejar mobil korban dan mengacungkan senjata tajam.

Tindakan ugal-ugalan, mengerem mendadak hingga mengacungkan senjata tajam jelas salah. Namun, belajar dari kejadian ini, penting untuk mengetahui fungsi dari klakson kendaraan agar pengendara lain tidak salah paham.

ADVERTISEMENT

"Banyak yang salah dalam mengartikan fungsi klakson sebagai alat komunikasi. Klakson berfungsi sebagai tanda peringatan adanya kondisi bahaya, bisa datang dari dalam atau dari luar. Klakson juga sebagai teguran kalau ada pengemudi yang arogan, melanggar atau membahayakan. Ini pun harus dilihat situasinya, kapan dan siapa yang membunyikan klakson tersebut. Karena salah-salah justru bisa menimbulkan konflik," kata praktisi defensive driving Sony Susmana kepada detikcom, Jumat (27/10/2023).

Klakson juga bisa menjadi tanda terima kasih. Misalnya jika pengendara dikasih jalan prioritas, menegur orang yang kenal dan lain-lain bisa membunyikan klakson.

"Di Indonesia katanya klakson dibedakan dari intonasinya. Kalau keras dan panjang itu marah atau kesal, dan yg diklakson pun pasti kesal. Kalau pelan atau pendek itu kasih tanda yang sopan. Kalau pendek 2 atau 3 ketukan itu bersahabat. Unik memang, tapi yang terpenting harus dipahami adalah jangan sampai miss komunikasi dengan pihak lain. Misalnya yang diklakson siapa, yang terganggu yang marah. Harus dipahami juga semakin banyak bunyi klakson di sebuah lingkungan maka semakin banyak bahayanya atau semakin rendah adabnya berlalu lintasnya," ucapnya.

Disarankan, jika tidak benar-benar penting, sebaiknya tak perlu membunyikan klakson. Selain untuk menghindari miss komunikasi, dengan tidak membunyikan klakson juga bisa untuk menghindari konflik.




(rgr/lth)

Hide Ads