Pelajaran Penting dari Kecelakaan Maut di Cipali gara-gara Hindari Lubang

Pelajaran Penting dari Kecelakaan Maut di Cipali gara-gara Hindari Lubang

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 26 Apr 2023 13:35 WIB
Kecelakaan tunggal dialami mobil minibus hitam yang membawa 12 pemudik dari Jember, Jawa Timur (Jatim) menuju Jakarta Utara (Jakut). Mobil tersebut mengalami kecelakaan di Jalur A Km 153 Tol Cipali, Jawa Barat pada Selasa (25/4/2023).
Kecelakaan tunggal dialami mobil minibus hitam yang membawa 12 pemudik dari Jember, Jawa Timur (Jatim) menuju Jakarta Utara (Jakut). Mobil tersebut mengalami kecelakaan di Jalur A Km 153 Tol Cipali, Jawa Barat pada Selasa (25/4/2023). (Foto: dok. istimewa
Jakarta -

Kecelakaan maut terjadi di Tol Cipali Km 153, Kertajati, Majalengka, Selasa (25/4/2023) siang. Diduga penyebabnya karena pengemudi menghindari lubang kecil di jalan tol dan membanting setir.

Akibat kecelakaan ini, tiga orang meninggal dunia. Polisi menyebut, mobil berpenumpang 12 orang itu sempat menghindari lubang di bahu jalan sebelum kecelakaan.

"Kronologisnya mobil tersebut menghindari lubang kecil. Kemudian (mobil) membanting ke kanan karena di kiri ada mobil yang lain sehingga memasuki row atau parit. Setelah itu mobil tersebut membanting lagi ke kiri dan akhirnya terpelanting, terbalik," kata Kapolres Majalengka AKBP Indra Novianto dikutip detikJabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari peristiwa ini, ada beberapa pelajaran penting agar kecelakaan serupa tidak terulang lagi. Menurut Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, kondisi aspal di jalan tol memang banyak yang tidak mulus. Untuk itu, pengendara diwanti-wanti untuk mengendalikan kecepatannya

"Biasakan berkendara dengan kecepatan 60 km/jam dan jaga jarak aman di sisi kiri untuk dapat melakukan antisipasi mengurangi kecepatan dengan smooth saat menghadapi rintangan," kata Sony kepada detikcom, Rabu (26/4/2023).

ADVERTISEMENT

Perlu dicatat juga, pengendara harus paham beban dari suspensi dan ban. Apalagi saat mudik, biasanya pemudik membawa barang berlebih dan menampung penumpang penuh sehingga membuat kerja dari suspensi dan ban lebih berat.

"Ketika kecepatan kendaraan rata-rata di atas 80 km/jam dan kendaraan melakukan manuver tiba-tiba/menghindar ke kiri atau kanan, maka ada batas toleransi kerja dari suspensi dan ban ditambah dengan hempasan angin, itu membuat kendaraan oleng dan selip. Biasanya karena pengemudi terlambat menyeimbangkan kendaraan atau terlalu berlebihan melakukan koreksi setir, dan arah kendaraan sudah pasti berubah," ucap Sony.

Dari kecelakaan maut ini, ada lima poin pelajaran yang bisa dipetik. Pertama, hindari overload karena kendaraan yang overload mudah oleng.

"Kedua, biasakan pengemudi melakukan safety briefing kepada penumpang sebelum berkendara. Ketiga, jangan pernah merasa aman di jalan tol. Biasakan jaga kecepatan dan jarak untuk memiliki ruang mengantisipasi," kata Sony.

Keempat, biasakan juga kurangi dulu kecepatan kendaraan sebelum menghindari lubang supaya keseimbangannya terjaga. Terakhir, tambah tekanan angin ban apabila jumlah penumpang full. Hal itu, menurut Sony, untuk menghindari side wall ban bekerja berat dalam menerima beban berlebihan.




(rgr/din)

Hide Ads