5 Pelajaran Penting dari Kecelakaan Maut Vanessa Angel

5 Pelajaran Penting dari Kecelakaan Maut Vanessa Angel

Tim detikcom - detikOto
Sabtu, 06 Nov 2021 07:10 WIB
Polisi melakukan evakuasi mobil Vanessa Angel yang mengalami kecelakaan tunggal di Tol Jombang KM 672-400A, Kamis (4/11/2021). Proses evakuasi dilakukan selama 15 menit.
Pajero Sport Vanessa Angel ringsek. Foto: Sugeng Harianto

3. Bikin Manajemen Perjalanan biar Nggak Ngantuk

Sopir yang menyetir Pajero Sport Vanessa Angel mengaku mengantuk saat terjadi kecelakaan. Untuk mengantisipasi mengantuk saat mengemudi, sebelum berangkat pengendara harus melakukan manajemen perjalanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang harus melakukan journey management secara benar. Ini penting di awalnya. Journey management ini disampaikan kepada penumpang-penumpangnya, di mana dia akan istirahat, di mana dia solat, makan dan sebagainya. Itu penting sehingga disepakati bersama di dalam kabin itu, nggak ada yang boleh satu sama lain saling ego. Karena kalau pengemudi dipaksa dia akan siap-siap aja, tapi si bosnya kan nggak tau dia bukan robot," ucap Sony kepada detikcom, Kamis (4/11/2021).

Manajemen perjalanan ini, kata Sony, sangat penting disiapkan. Hal ini untuk mengantisipasi sopir yang kelelahan atau mengantuk. Jadi, risiko kecelakaan akibat sopir mengantuk bisa diminimalisir.

ADVERTISEMENT

Namun, ada juga hal lain yang lebih penting. Yaitu memastikan kondisi sopir dalam keadaan fit, tidak mengantuk dan istirahat cukup.

"Harus diingatkan. Kita nggak boleh nggak peduli sama mereka (sopir). Karena itu toh buat keselamatan mereka. Terutama bosnya yang duduk di depan, ingatin terus. Lihat matanya (sopir), ngantuk nggak, itu kelihatan semua kok," sebut Sony.

Untuk mencegah pengemudi letih, pastikan berkendara tidak lebih dari 2,5-3 jam. Maksimal setiap 3 jam sekali harus istirahat. Yang dilakukan saat istirahat tidak sekadar ngopi, tapi juga melakukan stretching untuk melancarkan peredaran darah.

4. Di Jalan Tol Bukan Berarti Bisa Ngebut-ngebut

Polisi menyebut, diperkirakan Pajero Sport yang dikendarai Tubagus Joddy melaju dengan kecepatan tinggi. Hal ini diungkap oleh Dirlantas Polda Jawa Timur Kombes Latif Usman.

"Kalau dilihat dari kondisi kerusakan, kendaraan tersebut melaju lebih dari 100 Km/jam," ujar Latif Usman.

Menurut Sony, pengemudi juga harus mematuhi aturan batas kecepatan. Sesuai peraturannya, kecepatan maksimal di jalan tol adalah 100 km/jam.

"Kalau sudah menentukan kecepatan tinggi ya pasti fatal. Kalau kecepatan rendah ya paling cuma penyok-penyok sedikit," sebutnya.

"Pastikan kecepatan disesuaikan dengan aturan yang sudah ditentukan. Sekalipun kondisi jalan kosong, lengang, tidak ada kendaraan, bukan berarti itu aman. Yang menentukan seorang pengemudi aman atau tidak adalah akal sehatnya. Jadi, sehebat apa pun kendaraannya, semahal apa pun kendaraannya, kalau kita tidak mengemudi dengan akal sehat, otomatis kita diintai oleh kecelakaan," ucap Sony.

5. Nggak Usah Update IG Stories sambil Nyetir, Apalagi saat Ngebut

Dikutip detikHot, sebelum kecelakaan terjadi, Tubagus Joddy, sempat merekam perjalanannya dalam Instagram Stories miliknya. Dia merekam video sambil nyetir. Dalam postingannya terlihat Joddy dalam kecepatan tinggi mengemudikan mobil yang dibawanya.

Tapi beberapa waktu setelah kecelakaan terjadi, Instagram Stories dari Joddy tersebut langsung dihapus. Tidak ada lagi postingan di KM 555 yang seperti terekam dalam Instagram Stories sebelumnya.

Sony, mengatakan sangat berbahaya mengemudi yang konsentrasinya terganggu karena bermain ponsel. Apalagi ditambah kecepatan tinggi. Itu sama saja bunuh diri, katanya.

"Ketika ngebut di jalan, visibilitas semakin sempit sehingga pikirannya hanya terpusat ke satu titik arah depan. Semakin tinggi adrenalin, semakin sempit waktu bereaksi. Sehingga pengemudi harus benar-benar fokus dan berpikir jauh, kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi di luar kemampuan," ucap Sony.

Dia bilang, fokus pengemudi ketika bermain HP berkurang 40%. Artinya kecepatan rendah sekalipun pengemudi akan terlambat berpikir dan bereaksi. "Gimana yang kecepatannya 100 km/jam, satu detik saja mobil sudah berpindah lebih dari 25 meter," ujar Sony.

"Ini melebihi bahayanya mengemudi ngantuk atau mabuk. Sama dengan bunuh diri namanya," tegas Sony.


(rgr/din)

Hide Ads