Kecelakaan Beruntun Chacha Sherly, Saat Hujan Tambah Jarak Aman

Kecelakaan Beruntun Chacha Sherly, Saat Hujan Tambah Jarak Aman

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 06 Jan 2021 11:12 WIB
TKP Kecelakaan beruntun di Tol Semarang-Solo KM 428, Kabupaten Semarang, Senin (4/1/2021).
TKP Kecelakaan beruntun di Tol Semarang-Solo KM 428, Kabupaten Semarang, Senin (4/1/2021). Foto: dok Polres Semarang.
Jakarta -

Mantan personel Trio Macan, Chacha Sherly, meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan beruntun di Tol Semarang-Solo KM 428, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Saat itu, jalan tol sedang licin diguyur hujan.

Dari kecelakaan yang menewaskan Chacha Sherly bisa diambil pelajaran penting. Bahwa menjaga jarak aman, terlebih saat hujan sangat diperlukan.

"Cuaca hujan pasti jalanan licin bisa berakibat selip karena grip ban dengan aspal nggak maksimal, apalagi kalau harus ngerem mendadak dengan visibilitas terbatas membuat respons pengemudi terlambat dalam ngerem, makanya jarak aman itu penting untuk menghindari tabrakan beruntun," kata Praktisi keselamatan berkendara yang juga Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, kepada detikcom, Rabu (6/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sony menyarankan, di jalan tol pengendara harus menjaga jarak aman dengan prinsip empat detik. Maksudnya, antara mobil yang kita kendarai dengan mobil di depan harus ada jeda empat detik.

Empat detik yang dimaksud dihitung dari kendaraan yang kita kemudikan dengan kendaraan lain di depan. Pengemudi bisa mencari objek statis seperti pohon atau tiang untuk dijadikan patokan menghitung. Misalnya, bila mobil di depan sudah melewati satu titik, ditandai dengan tiang listrik, maka empat detik kemudian mobil yang kita kemudikan melewati titik yang sama, artinya sudah memiliki jarak aman dengan mobil di depan.

ADVERTISEMENT

Menurut Sony, jarak empat detik ini cukup aman berdasarkan respons manusia yang membutuhkan 1,5 hingga 2 detik plus reaksi mekanik pengereman yang membutuhkan waktu antara 0,5 hingga 1 detik. Jika kendaraan di depan melakukan manuver, dengan menjaga jarak empat detik maka pengemudi bisa melakukan antisipasi atau menghindar.

"Satu detik gaya momentum kendaraan, satu detik reaksi rem dan jalan, satu detik mewakili reaksi pengemudi (kaget, memindahkan telapak kaki dari pedal gas ke rem), satu detik safety factor," kata Sony.

Namun, saat kondisi hujan, pengemudi harus menambah jarak aman. Sebab, kondisi hujan membuat jalanan basah dan licin sehingga jarak pengereman lebih panjang.

"Pasti jaraknya ditambah 5-6 detik, kalau licin, kendaraannya berat, reaksinya lambat dan lain-lain," ucap Sony.




(rgr/din)

Hide Ads