Mercy Tabrak 16 Motor karena Kondisi Hujan, Kenali Bahaya Aquaplanning

Mercy Tabrak 16 Motor karena Kondisi Hujan, Kenali Bahaya Aquaplanning

Tim detikcom - detikOto
Minggu, 06 Des 2020 16:06 WIB
ilustrasi kecelakaan mobil dan truk, tabrakan
Ilustrasi kecelakaan. Sebuah Mercy menabrak 16 motor diduga kehilangan kendali karena kondisi hujan. Kenali bahaya aquaplanning.Foto: Ilustrasi: Andhika Akbaryansyah
Jakarta -

Mobil Mercedes-Benz (Mercy) mengalami kecelakaan sehingga menabrak 16 motor yang sedang berteduh di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, semalam. Menurut Polisi, pengendara Mercy itu kehilangan kendali karena kondisi hujan.

"Diduga karena kondisi hujan dan tidak bisa menguasai laju kendaraan," kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Fahri Siregar lewat keterangannya, Minggu (6/12/2020).

Fahri mengatakan mobil Mercy oleng ke kiri akibat kondisi hujan. Mobil kemudian menabrak 16 motor yang sedang berteduh di depan halte.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat hujan, pengendara berisiko besar mengalami kecelakaan. Kondisi jalan yang licin hingga efek aquaplanning menjadi faktor yang sering memicu kecelakaan lalu lintas.

Pengendara harus mengenali bahaya aquaplanning saat jalanan basah akibat terguyur hujan. Aquaplaning adalah suatu keadaan ketika ban tidak mendapat daya cengkeram akibat genangan air. Jadi seolah-olah ban berputar di atas genangan air. Tak hanya di mobil, pengguna motor pun bisa mengalami hal demikian.

ADVERTISEMENT

Aquaplanning paling sering terjadi di jalan-jalan besar atau jalan-jalan di mana kendaraan sedang berada dalam kecepatan tinggi. Ketika melaju dengan kecepatan tinggi, kendaraan akan mengalami gaya angkat (lift force) saat melewati genangan air.

Sebuah mobil melaju saat hujanSebuah mobil melaju saat hujan. Waspadai bahaya aquaplanning yang bikin mobil sulit dikendalikan. Foto: Rachman Haryanto

Perilaku pengendara yang tidak aman ketika hujan mengguyur menjadi penyebab kecelakaan karena faktor aquaplanning. Untuk itu, ketika hujan pengendara harus mengurangi laju kendaraan serta menjaga jarak pengereman. Harapannya kendaraan tetap bisa dikendalikan tanpa harus mengalami kecelakaan karena aquaplanning.

Halaman Berikut: Cara Hadapi Aquaplanning

Senior Instructor dari SDCI (Safety Defensive Consultant Indonesia) Sony Susmana mengatakan, dalam menghadapi ancaman aquaplanning pengemudi harus tenang dan sebaiknya melakukan deselerasi.

"Ketika berkendara saat turun hujan, yang harus dilakukan adalah mengurangi kecepatan, pindah ke lajur lambat, dan amati kondisi sekitar. Kalau pandangannya kurang, bantu dengan menyalakan lampu utama. Jangan menyalakan lampu hazard saat hujan, karena akan membuat pengemudi belakang menjadi bingung. Saat melewati genangan air, antisipasinya adalah mengangkat kaki dari pedal gas, tahan kemudi ke arah depan dan jangan melakukan pengereman agar laju mobil tetap lurus dan tidak mengalami selip," ujarnya.

Apabila terjadi kondisi selip, coba rasakan kondisi selip terjadi pada roda bagian depan atau roda belakang. Apabila selipnya berasal dari roda depan (understeer) dan mobil mengarah ke kiri atau kanan, segera lawan setir secara halus ke arah tujuan, untuk meminimalisir gejala understeer.

Namun, bila selip terjadi pada roda belakang alias oversteer, segera putar setir sesuai dengan arah mobil tersebut dan jangan melakukan banting setir agar mobil berputar pada porosnya. Namun yang perlu tetap diingat, tingkat keberhasilannya sangat ditentukan bergantung pada beragam kondisi.


Hide Ads