Apotek Senopati Ditabrak Dua Kali, Ini Kata Safety Driving

Apotek Senopati Ditabrak Dua Kali, Ini Kata Safety Driving

M Luthfi Andika - detikOto
Sabtu, 28 Des 2019 11:49 WIB
Apotek Senopati ditabrak lagi Foto: Dok. TMC Polda Metro Jaya
Jakarta - Entah sial atau memang karena posisinya yang tidak menguntungkan atau mungkin karena salah pengendaranya, yang pasti apotek di jalan senopati Raya, Jakarta Selatan, sudah dua kali mengalami kejadian sial dengan harus hancurnya apotek tersebut karena ditabrak.

Instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan kejadian ini harus menjadi perhatian semua selain pengendara dan pemerintah tentunya. Karena kejadian ini terjadi di tempat yang sama sekian kalinya.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kejadian di tempat sama, ini sudah lebih dari 2 kali, memang kalau kita lihat dari jalanan dan waktu kejadian itu daerah sepi dan banyak pengendara berkendara di kecepatan tinggi, lebih dari 50 km/jam. Memang di sana ada infrastruktur (pembatas jalan-Red), tapi itu tidak bisa disalahkan juga," ujar Jusri.

Menurut Jusri, kecelakaan itu harusnya bisa dihindari. Terutama dari pengendaranya yang harus lebih hati-hati.

"Kalau kondisi mobil terlalu cepat bisa saja terjadi kejadian ini. Atau saya tidak tahu, apakah pengendaranya ini dipengaruhi narkoba atau alkohol atau tidak. Sehingga konsentrasi berkendara itu akan sulit melintasi jalanan tersebut dan terjadilah kecelakaan tersebut. Karena kejadian di tempat yang sama ini, selalu dini hari," ujar Jusri.



Jusri mengatakan jika memang tidak ada pengaruh narkoba atau alkohol. Perlu diketahui badan tubuh manusia pada dini hari tengah mengalami penurunan stamina. Terlebih pengendara telah melakukan banyak aktifitas di pagi hari hingga siang hari.

"Tetapi perlu diketahui kecelakaan di wilayah tersebut itu selalu pagi hari. Jika dilihat dari tubuh kita, itu tengah dalam keadaan lemah, sehingga kemampuan persepsi, ketika mata lihat tikungan dan motorik kita itu melambat. Karena badan kita itu sedang letih," ujarnya.

Sehingga Jusri mengingatkan untuk terus berkendara dengan aman dan nyaman. Jangan memaksakan berkendara saat tubuh melemah atau lelah.

"Lain lagi kalau pengendara ini baru bangun tidur, tapi kalau melakukan aktifitas dari malam kondisi badan itu tengah turun. Jadi ada mungkin pengaruh infrastruktur, tapi itu bukan penyebab utama melainkan pengemudinya. Karena kalau kita melintas di jalanan tersebut pelan-pelan atau tidak di asta 50 km/jam itu tidak akan apa-apa," tutup Jusri.


(lth/ddn)

Hide Ads