"Saya nggak yakin pengguna jalan Indonesia paham ketika berinteraksi dengan odol-odol ini. Sudah dimensi besar ditambah extended plus overload. Kemampuan pengendaliannya sudah semakin minim sekali. Jadi ini sama saja dengan tukang jagal yang berada di dekat kita," ujarnya.
Ungkapan tersebut tentunya dipaparkan oleh Jusri dengan berbagai potensi kerugian fatal akibat muatan berlebih itu. Pada saat melaju dan melambat saja dengan bobot berat itu dapat menjadi momok bagi pengendara yang ada di sekitarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika truk yang obesitas melakukan perlambatan maka beban pada muatan itu akan turut mendorong ke depan sehingga efektivitas pengereman menurun. Jika pengemudi tak terampil maka waktu dan jarak pengereman tidak akan mampu dicapai.
"Ketika kendaraan melakukan perlambatan maka yang akan terjadi bobot muatan dan kendaraan tersebut 80 persen akan mendorong dan ini namanya momentum ke depan. Kalau ini tidak bisa diakomodir dengan baik oleh komponen rem maka yang terjadi adalah hilang kendali. Kalau tidak bisa diakomodir dengan kemampuan pengemudi maka perlambatan atau jarak pengereman akan terlewati tidak akan bisa memberhentikan kendaraan tersebut," jelas Jusri.
Tidak hanya kendaraan di depan, kendaraan yang berada di belakang pun juga dapat menjadi korban. Kondisi ini terjadi ketika melewati tanjakan. Dengan bobot yang besar itu potensi truk terjungkal ke belakang juga membesar seiring dengan beban dan curamnya tanjakan.
Baca juga: Truk yang Masih Obesitas Bakal 'Disunat' |
"Pada saat dia berakselerasi 50 persen bobot muatan akan mundur ke belakang ketika menanjak akan berpotensi back flip. pengemudi dan orang lain sekitar terancam di sana," tambah Jusri.
Selanjutnya dari sisi samping resiko truk ODOL tumbang pun juga semakin besar. Pada kondisi seperti ini terjadi peningkatan gaya sentrifugal. "Ketika menikung gaya sentrifugalnya besar gampang sekali terbalik," imbuhnya.
(rip/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?