Cara Usir Kantuk saat Nyetir, Ngomong Sendiri!

Cara Usir Kantuk saat Nyetir, Ngomong Sendiri!

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Selasa, 12 Mar 2019 19:45 WIB
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Kantuk menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan ketika sedang mengemudi. Kelelahan yang berlebihan membuat kantuk menyerang pengemudi.

Berkendara dalam keadaan mengantuk tentu berbahaya. Obat kantuk sebenarnya hanya satu, yaitu tidur.

Tapi, Sony Susmana, Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), punya trik mengusir kantuk. Paling tidak cara ini bisa menunda rasa kantuk yang menyerang saat mengemudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada dua metode yang harus dilakukan supaya fokus nyetir tanpa capai selain istirahat. Pertama dia harus melakukan commentary driving," kata Sony.



Commentary driving ini sama saja dengan ngomong sendiri. Ini bisa dilakukan jika detikers berkendara seorang diri tanpa teman ngobrol di dalam mobil.

"Itu (commentary driving) menangkap objek di sekeliling kendaraan, objek itu kita sebutin. Cara ini biasa dilakukan orang-orang di pertambangan," ujar Sony.

Apa pun yang dilakukan pengemudi maka disebutkan saja dengan ngomong sendiri. Misalnya, memasuki kendaraan, memakai seatbelt dan sebagainya bisa disebut secara lisan sambil dilakukan.

"Menyebutkan dari titik awal sampai titik berikutnya mulai pakai safety belt, ngasih tahu di sini ada P3K, disebutin semuanya. Masuk gigi satu, awas di depan ada pohon, ada tikungan nyalain sein kanan, spion kiri aman, spion kanan aman, tengah aman, depan kosong, aman. Terus dia sebutin satu per satu sampai dia tiba di tujuan. Iya ngomong sendiri," jelas Sony.



Cara kedua selain commentary driving adalah dengan memalingkan mata. Saat mengemudi, sebaiknya mata tidak hanya fokus satu titik di depan yang berakibat mengantuk lama-kelamaan.

"Kalau lihat depan terus lama-lama perih, ngantuk. Mata harus bergerak. Lihat depan, lihat spion, lihat indikator," kata Sony.

Selain dua cara itu, istirahat tetap harus dilakukan dalam waktu-waktu tertentu. Misalnya, setiap 2 jam sekali berkendara detikers bisa beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan.

"Rata-rata kecelakaan ini masalah fatigue (kelelahan), karena orang nggak memperhitungkan waktu istirahat. Dia gaspol terus, kita nggak pernah tahu lemahnya di mana," ucap Sony menyarankan agar beristirahat secara rutin selama perjalanan panjang. (rgr/ruk)

Hide Ads