Jakarta - Mulai hari ini, Senin (25/11/2019) pengendara kendaraan bermotor dilarang masuk
lajur sepeda. Pengguna kendaraan bermotor yang masuk lajur sepeda siap-siap ditilang.
Dari sisi keselamatan berkendara, tidak memasuki
lajur sepeda adalah bentuk menghargai pesepeda. Apalagi, sesuai Undang-Undang No. 22 Tahun 2019, pesepeda merupakan pengguna jalan yang harus diutamakan selain pejalan kaki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak masuk ke lajur sepeda sebagai usaha kita menghargai keberadaan dan keselamatan kendaraan lain selain motor, mobil dan kendaraan besar lain," kata instruktur safety riding RDL, Andry Berlianto, kepada detikcom, Senin (25/11/2019).
"Tidak masuk ke lajur sepeda juga sebagai jaminan keamanan pengguna sepeda dari potensi bersinggungan dengan kendaraan lain meski perilaku safety tetap berlaku dua arah, untuk semua," sambungnya.
Namun, Andry mempertanyakan beberapa hal terkait kebijakan
lajur khusus sepeda ini. Utamanya adalah soal populasi kendaraan baik sepeda maupun non-sepeda.
"Apakah ini berlaku efektif seperti misalnya untuk menekan kecelakaan hingga pelanggaran? Untuk pengguna non-sepeda dapat berlaku menyesuaikan diri sesuai lingkungan, jika ada petugas yang punya diskresi mengarahkan jalur jalan ya silakan untuk dapat berada di lajur sepeda dengan tetap mempertimbangkan keselamatan yang utama," ujar Andry.
Diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, telah mengeluarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 128 Tahun 2019 tentang Penyediaan Lajur Sepeda. Kendaraan bermotor dilarang melintas di lajur sepeda. Disebutkan dalam Pergub DKI Jakarta No. 128 Tahun 2019, lajur sepeda berada di badan jalan, terpisah dari kendaraan bermotor. Jalur sepeda tersebut juga dilengkapi marka jalan, rambu lalu lintas, dan perlengkapan jalan lainnya.
Mulai hari ini, pengguna kendaraan bermotor yang melintas di jalur sepeda akan ditilang. Sesuai peraturan yang ditulis di atas, pengendara kendaraan bermotor yang masuk jalur sepeda terancam pidana kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp 500.000.
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Motor Boleh Wara-wiri di Jalan Tol Malaysia, Gratis