Siapa paling pantas disalahkan atas pekatnya polutan di langit kota Jakarta? Tentunya kita semua pengguna kendaraan bermotor. Untuk diketahui, 70 persen polusi udara di Jakarta disumbang kendaraan bermotor, 60 persen diantaranya bersumber dari lubang knalpot kendaraan pribadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena bicara berkendara, bukan hanya menyoal aspek keselamatan lalu lintas saja, tapi juga termasuk soal kontribusi perilaku berkendara kita terhadap efek polusi udara di Jakarta," kata Jusri kepada detikcom, Minggu (15/9/2019).
Menurut Jusri, ada beberapa perilaku pengendara yang harus diubah untuk memberi efek terhadap perbaikan kualitas udara.
"Pertama yang harus kita perhatikan dari kualitas bahan bakar dulu. Pengendara sebaiknya memilih bahan bakar tanpa timbal atau yang beroktan tinggi, karena itu lebih sedikit polusinya," terang Jusri.
Selanjutnya, membiasakan mematikan mesin kendaraan saat berhenti dalam waktu cukup lama.
"Misal saat menunggu orang di stasiun atau pusat-pusat keramaian lainnya, sebaiknya mesin kendaraan dimatikan. Jangan selama menunggu, mesin mobil dinyalakan terus. Ini kan menyumbang polusi," katanya lagi.
Selain itu, saat memanaskan mesin kendaraan juga diimbau jangan terlalu lama. Terlebih, mesin-mesin kendaraan saat ini sudah memiliki teknologi canggih, sehingga proses memanaskan mesin cukup 2-3 menit saja. "Jangan seperti gaya orang lama, manasin mesin mobil sampai setengah jam," ujarnya.
Jusri juga mengimbau kepada pengendara motor agar jangan terlalu sering beraktivitas. Sebab seperti diketahui, asap dari sepeda motor menyumbang sekitar 44 persen polusi udara di DKI Jakarta.
"Khususnya pengendara motor, kalau nggak penting-penting amat, nggak usah mengendarai motor. Kalau ada pilihan transportasi publik yang nyaman di jalur yang ingin dilewati, gunakan aja. Ini juga berlaku untuk pengguna mobil. Jadi mereka bisa hindari bawa mobil pribadi dan sharing dengan orang lain, bisa teman, tetangga, atau keluarga, saat mau berpergian. Jadi satu mobil bisa terisi penuh oleh penumpang. Intinya kita melakukan gerakan mengurangi jumlah kendaraan di jalan," pungkasnya.
(lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah