Musim Panas Mobil Diesel Keluarkan Polusi 30% Lebih Banyak

Musim Panas Mobil Diesel Keluarkan Polusi 30% Lebih Banyak

Rizki Pratama - detikOto
Minggu, 15 Sep 2019 07:18 WIB
Foto: Ari Saputra
Paris - Hasil penelitian dari The Real Urban Emission (TRUE) menghasilkan sebuah temuan bahwa mobil diesel menghasilkan emisi lebih banyak pada musim panas. Penelitian yang dilakukan terkait kasus dieselgate 2015 ini memasukkan temperatur antara 20-30 derajat celcius sebagai variabel penelitiannya.

Penelitian yang dilakukan di Paris ini mendapati bahwa pada saat suhu tertinggi sekitar 30 derajat celcius, emisi dari mesin diesel telah naik hingga 30 persen. Lembaga penelitian ini juga produsen mobil harus mengubah kebijakan standar emisinya ke standar rata-rata ikilm dunia secara merata.

Bahkan mobil diesel terbaru yang dikatakan lebih ramah lingkungan masih menghasilkan emisi lebih besar dibandingkan dengan kondisi saat pengujian di laboratorium. Selain mobil diesel ternyata sepeda motor juga terbukti menghasilkan emisi di atas rata-rata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Beban kesehatan perkotaan yang tidak dapat diterima disebabkan oleh kendaraan diesel meningkat ketika kota-kota semakin panas baik dalam hal tingkat emisi maupun dampak kesehatan dari emisi-emisi itu. Ini menimbulkan implikasi besar bagi kota-kota di seluruh dunia saat kita menghadapi musim panas yang lebih panas dalam krisis iklim yang menjadikannya kontributor utama. Ini juga menunjukkan bahwa kendaraan roda dua dan tiga bukanlah jawaban untuk masalah kualitas udara perkotaan atau masalah lalu lintas," ata Deputy Director of the FΓ©dΓ©ration Internationale de l'Automobile (FIA Foundation), Sheila Watson.



Penelitian ini disimpulkan atas dukungan dari Walikota Paris, Anne Hidalgo yang menggunakan sampel 180.000 kendaraan. Kendaraan yang diteliti itu terdiri dari mobil penumpang, kendaraan komersil ringan, bus, sepeda motor, dan truk.

"Kendaraan diesel yang kotor diketahui telah diproduksi dan dijual selama beberapa dekade. Polusi dari sisi ini saja telah menjadi penyebab kematian 38.000 ribu jiwa setiap tahunnya. Hasil ini merupakan pembodohan turun temurun dan terus tumbuh menjadi tantangan sebuah kota," tambah Watson.


(rip/rgr)

Hide Ads