Di dalam perpres kendaraan listrik, pemerintah memberikan insentif berupa insentif fiskal seperti keringanan pajak dan insentif non-fiskal seperti pembebasan ganjil-genap. Namun Ketua Komisi V DPR RI Fahri Djemi Francis berharap insentif non-fiskal yang diberikan pemerintah juga mendorong orang untuk beralih ke angkutan umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berharap penggunaan kendaraan listrik tidak hanya mengurangi emisi dari kendaraan bermotor. Lebih dari itu, ia berharap bisa mendorong orang beralih ke transportasi umum, sehingga volume kendaraan di jalan berkurang dan kemacetan bisa teratasi.
![]() |
"Beberapa insentif lain juga diberikan, karena yang dilihat kendaraan pribadi menjadi pengguna kendaraan umum. Apabila (insentif) gratis parkir dan ganjil-genap tidak akan mengurangi (jumlah kendaraan) dan masih berpotensi meningkatkan commuter (tidak menyelesaikan kemacetan di jalan raya-Red)," kata Fahri.
Upaya penggunaan kendaraan listrik juga tengah dilakukan PT Transportasi Jakarta. TransJakarta kini sedang menguji armada bus listrik.
Senada dengan Fahri, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Agung Wicaksono menyatakan kendaraan umum berbasis listrik bisa menjadi solusi untuk lingkungan. Apalagi bila warga mau beralih ke angkutan umum.
![]() |
"Kendaraan listrik angkutan umum seperti TransJakarta atau taksi, satu mengurangi emisi polusi, yang kedua mengurangi kemacetan. Kalau kendaraan pribadi yang listrik hanya mengurangi emisi saja (saat jumlah atau volumenya sama dengan mobil konvensional)," ujar Agung dalam kesempatan yang sama.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah